WASHINGTON DC, KOMPAS.TV - Taliban kembali menguasai tiga Ibu Kota Provinsi di Afghanistan dan sebuah markas tentara lokal pada hari Rabu, (11/8/2021).
Serangan mendadak itu telah membuat Taliban untuk pertama kalinya menguasai 2/3 wilayah Afghanistan setelah perang selama dua dekade dengan Amerika Serikat dan sekutunya.
Kejatuhan Ibu Kota Badakhstan dan Provinsi Baghlan di timur laut menyusul kejatuhan Provinsi Farah di barat Afghanistan ke Taliban, sehari sebelumnya.
Akibat kejadian itu, Presiden Ashraf Ghani bergegas menuju Provinsi Balkh untuk mencari dukungan dari panglima perang lokal untuk melawan pemberontak Taliban.
Pengamat internasional dari Center for Strategic & International Studies Amerika Serikat, Seth Jones, menyebut pemerintahan Afghanistan sedang dilanda krisis legitimasi besar.
Hal itu terjadi sepeninggal pasukan NATO dan AS dari negara tersebut.
“Ada krisis legitimasi besar di Pemerintah Afghanistan saat ini. Presiden Ashraf Ghani mendapati beberapa Ibu Kota Provinsi sedang dikuasai. Ini telah berdampak pada basis dukungannya di seluruh negeri. Dia tahu sekarang, sangat jelas, bahwa AS tidak akan datang membantunya," tutur Seth.
"Presiden Biden menegaskan bahwa dia menarik pasukannya dan bahwa mungkin ada beberapa serangan jangka pendek terbatas dari pesawat AS, tetapi saya akan menyebutnya taktis terbaik. Jadi dia (Presiden Ghani) berjuang sendirian," pungkasnya.
Video Editor: Laurensius Krisna Galih
Sumber : APTN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.