Para penyelidik menyatakan bahwa seluruh 11 perempuan yang mereka wawancarai dapat dipercaya. Tuduhan mereka pula diperkuat oleh saksi lain dan bukti lain.
Baca Juga: Mantan Putra Altar Mengaku Alami Pelecehan Seksual di Vatikan
Pada musim dingin lalu, Cuomo menghadapi tuduhan pelecehan seksual terhadap sejumlah perempuan yang bekerja bersamanya atau yang ia temui dalam kegiatan publik.
Lindsey Boylan, seorang mantan staf pembantunya, menyebut Cuomo melakukan hal yang tak pantas, termasuk ciuman yang tak diinginkan.
Mantan staf yang lain, Charlotte Bennett, mengatakan bahwa Cuomo melontarkan komentar yang tak pantas.
“Beberapa mengalami sentuhan yang tak diinginkan, seperti rabaan pada bagian tubuh paling intim mereka. Yang lainnya mengalami komentar yang menyinggung secara seksual,” terang Kim.
“Beberapa dari mereka mengalami keduanya. Tak ada satu pun dari mereka yang menyukai hal itu. Mereka semua merasa bahwa hal itu mengganggu,memalukan, tak nyaman dan tak pantas.”
Cuomo juga bersikukuh pada pendiriannya. Ia selalu membantah menyentuh siapapun secara tak pantas, namun pada awalnya ia sempat meminta maaf bila perilakunya terhadap perempuan “disalahsatikan dan dianggap sebagai godaan yang tak diinginkan”.
Dalam beberapa bulan terakhir, ia mengambil taktik yang lebih agresif, dan mengklaim tak berbuat salah dan justru mempertanyakan motif para pengkritik dan penuduhnya.
Cuomo bahkan mempertanyakan netralitas para pengacara yang dipekerjakan oleh jaksa agung untuk menyelidiki tudingan terhadap Cuomo.
Pada musim dingin lalu, seruan meminta pengunduran diri Cuomo membahana dari sesama anggota Partai Demokrat di New York, termasuk dua senator Amerika Serikat (AS), Chuck Schumer dan Kirsten Gillibrand.
Namun, Cumo menolak untuk berhenti dan bahkan menggalang dana untuk masa jabatan keempatnya.
Pada Maret, Presiden AS Joe Biden mengatakan Cuomo harus mengundurkan diri jika tuduhan soal kasus itu terbukti.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.