TOKYO, KOMPAS.TV - Pemerintah Jepang mengeluarkan ancaman bakal mempermalukan warganya di depan umum, jika tidak patuh terhadap langkah-langkah pengendalian pandemi Covid-19.
Kementerian Kesehatan setempat, Senin (2/8/2021), menyebut dengan jelas nama dari tiga warga negara Jepang yang telah menghindari kontak dengan pihak berwenang saat kembali dari luar negeri.
Pengumuman itu lantas memicu banyak spekulasi di antara pengguna Twitter terkait rincian ketiga orang yang diidentifikasi, seperti pekerjaan dan lokasi mereka.
Otoritas Jepang sejatinya telah meminta semua pelancong dari luar negeri, termasuk warganya sendiri, untuk melapor dan melakukan karantina mandiri selama dua minggu.
Baca Juga: Viral, Ulah Atlet Olimpiade Israel Rusakkan Tempat Tidur Karton, Banjir Kecaman dari Warga Jepang
Selain itu, para pendatang dari luar negeri juga diminta untuk menggunakan aplikasi pelacak lokasi pada ponselnya dan melaporkan kondisi kesehatan mereka secara rutin.
Dalam beberapa waktu terakhir, lonjakan signifikan telah terjadi dalam perkembangan kasus Covid-19 di Jepang dengan 10 ribu kasus baru yang tercatat setiap harinya secara nasional.
Tokyo, yang kini tangah menjadi tuan rumah olimpiade, memiliki rekor tertingginya untuk pertama kali yakni mencapai 4.058 kasus, Sabtu (31/72021).
Pemerintah Negeri Sakura pun memperluas keadaan daruratnya dengan memasukkan tiga prefektur di dekat Tokyo dan prefektur barat Osaka, Senin (2/8/2021).
Rencananya, penetapan keadaan darurat di Tokyo dan pulau selatan Okinawa akan berlangsung hingga 31 Agustus 2021.
Baca Juga: Jepang Kembangkan Ashirase, Sepatu dengan Navigasi Satelit Khusus untuk Tunanetra
Sementara itu, selama penyelenggaraan Olimpiade Tokyo, telah terindentifikasi 264 kasus positif Covid-19 hingga Minggu (1/8/2021).
Dari angka tersebut, 27 di antaranya merupakan atlet-atlet yang tinggal kampung atlet Olimpiade Tokyo.
Menurut penyelenggara Olimpiade Tokyo, mereka yang positif kini sedang dirawat di rumah sakit, meskipun tidak ada mengalami gejala serius.
Selain itu, seperti yang disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, gelaran olimpiade ini tidak berkorelasi dan berkontribusi pada peningkatan jumlah infeksi Covid-19 di Negeri Matahari Terbit.
Namun, rasa khawatir dan waspada tetap harus dijaga mengingat kontraktor-kontraktor yang bekerja di Olimpiade Tokyo diketahui menyumbang 135 dari 264 temuan kasus tersebut.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.