KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Raja Malaysia, Sultan Abdullah Bin Sultan Haji Ahmad Shah mengungkapkan kekecewaannya terhadap Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin. Muhyiddin pun didesak untuk mundur dari jabatannya.
Hal itu diungkapkan, Kamis (29/7/2021), setelah Raja Malaysia mengecam krisis pemerintahan Muhyiddin karena telah menyesatkan parlemen.
Muhyiddin menjadi PM Malaysia tahun lalu tanpa melewati masa-masa pemilihan.
Baca Juga: Galeri Nasional Australia Kembalikan ke India 14 Artefak Karya Seni Kuno Hasil Curian
Namun, pemerintahannya tengah diambang kehacuran setelah sekutunya menarik dukungan mereka.
Muhyiddin juga dituding para kritikus berupaya mempertahankan kekuasaannya dengan menangguhkan parlemen selama berbulan-bulan di bawah darurat Covid-19.
Parlemen sendiri baru kembali bersidang pada pekan ini.
Pada Senin (26/7/2021), Kementerian Hukum mengumumkan keadaan darurat Malaysia akan berakhir pada 1 Agustus.
Oleh sebab itu, beberapa peraturan yang berlaku di bawahnya dibatalkan.
Tetapi anggota parlemen saingannya, mengklaim Muhyiddin berusaha menghindari perdebatan.
Apalagi, tak jelas apakah raja telah setuju untuk mencabut Undang-Undang Darurat, yang menjadi salah satu syarat di bawah konstitusi.
Baru pada Kamis, Raja Malaysia menegaskan tak memberikan restu atas pencabutan Undang-Undang Darurat.
Sumber : France 24/The Strait Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.