NEW DELHI, KOMPAS.TV - Dr Randeep Guleria, Direktur Institut Kesehatan Utama India, All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), di New Delhi pada Sabtu (26/06/2021) menyampaikan, mencampur dosis dua vaksin yang berbeda dapat meningkatkan efikasi terhadap mutasi Covid-19, seperti dilansir Xinhua, Minggu (27/6/2021).
Dikatakan Guleria, sejumlah data menunjukkan pencampuran dosis vaksin Covid-19 dapat menghasilkan kekebalan yang lebih baik atau lebih banyak antibodi, di mana hal tersebut merupakan "kemungkinan yang pasti," kendati dibutuhkan lebih banyak informasi sebelum mengambil keputusan.
Guleria menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah wawancara dengan saluran berita televisi lokal NDTV.
"Ini sudah dalam pengamatan sejak lama, yaitu memberikan satu vaksin sebagai suntikan awal dan vaksin lainnya sebagai penguat."
"Sejumlah data menunjukkan, mencampur vaksin dapat menyebabkan tingkat efek samping yang sedikit lebih tinggi, namun data lainnya memperlihatkan hal itu berpotensi menghasilkan kekebalan dan antibodi perlindungan yang lebih baik," tutur Guleria kepada saluran berita tersebut.
Baca Juga: Setelah Varian Delta, India Umumkan Temuan Virus Covid-19 Varian Delta Plus, Ada di 3 Negara Bagian
"Hal ini membutuhkan lebih banyak data... Sejumlah besar vaksin akan tersedia di masa mendatang... Anda akan memiliki Pfizer, Moderna, Sputnik V, dan Zydus Cadila. Oleh karena itu, kombinasi mana yang lebih baik menjadi sesuatu yang belum kami ketahui saat ini... Tetapi ya, studi awal menunjukkan hal itu dapat menjadi opsi."
Bulan lalu, pemerintah federal India mengumumkan sebagai bagian dari kebijakan vaksinasi baru mereka, para ahli dari pemerintah akan menyelidiki kombinasi dosis vaksin Covid-19 yang berbeda untuk mengamati apakah hal itu dapat meningkatkan efikasi.
Baca Juga: Vaksin Moderna Klaim Punya Tingkat Efikasi 96 Persen Lawan Covid-19 bagi Remaja Umur 12-17 Tahun
Dr Guleria juga menepis kekhawatiran yang menyebut vaksin yang tersedia saat ini kemungkinan tidak efektif melawan varian Delta Plus, seraya menuturkan lebih banyak data diperlukan untuk menetapkan potensi kemampuan menghindari sistem imun dari galur (strain) yang bermutasi.
Dia menekankan pentingnya mendapatkan vaksinasi kendati ada kekhawatiran-kekhawatiran tersebut.
"Jika Anda telah mendapat vaksinasi lengkap dan terpapar dengan virus itu, kemungkinan Anda masih bisa tertular, namun tingkat keparahannya mungkin jauh lebih rendah."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.