PESHAWAR, KOMPAS.TV — Polisi Pakistan menangkap seorang ulama setelah video dirinya viral di media sosial yang mengancam nyawa Peraih Nobel Malala Yousafzai atas komentarnya baru-baru ini tentang pernikahan.
Hal tersebut diungkap pejabat keamanan Pakistan, seperti dikutip Associated Press, Kamis (10/6 /2021).
Ulama itu bernama Mufti Sardar Ali Haqqani dan ditangkap di Lakki Marwat, sebuah distrik di provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut, pada hari Rabu, kata Waseem Sajjad, seorang kepala polisi setempat.
Dalam video tersebut, Haqqani mengancam Malala dengan serangan bunuh diri jika kembali ke Pakistan. Diduga ancaman tersebut dilatari komentar Malala awal bulan ini di majalah Vogue Inggris tentang pernikahan. Haqqani mengklaim komentar Malala telah menghina Islam.
Malala di Inggris sejak 2012 setelah Taliban Pakistan menembak dan melukainya dengan serius.
Dia baru berusia 15 tahun pada saat itu dan membuat murka Taliban karena kampanyenya untuk pendidikan anak perempuan.
Dalam wawancara majalah Vogue Malala mengatakan, “Saya masih tidak mengerti mengapa orang harus menikah. Jika Anda ingin memiliki seseorang dalam hidup Anda, mengapa Anda harus menandatangani surat nikah, mengapa tidak menjadi kemitraan saja?”
Baca Juga: Tinggalkan Pakistan, Malala Yousafzai Bertolak ke Inggris
Pernyataan itu menggemparkan media sosial di Pakistan dan membuat marah kelompok garis keras dan ulama seperti Haqqani. Di bawah hukum Islam, pasangan tidak bisa hidup bersama di luar pernikahan.
Ayah Malala, Ziauddin Yousafzai, membelanya di Twitter, mengatakan pernyataan Malala diambil di luar konteks.
Malala sekarang berusia 23 tahun, dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2014 karena bekerja untuk melindungi anak-anak dari perbudakan dan ekstremisme. Malala sempat kembali Pakistan pada tahun 2018.
Malala sangat populer di Pakistan tetapi juga banyak dikritik oleh kelompok Islamis dan garis keras.
Pada bulan Februari, tersangka pelaku penyerangan terhadap Malala tahun 2012 mengancam akan melakukan percobaan kedua untuk mengambil nyawa Malala, seraya mencuitkan tweet bahwa, "Lain kali, tidak akan ada kesalahan.”
Twitter kemudian menangguhkan akun itu secara permanen.
Ancaman tersebut mendorong Malala lewat tweetnya meminta militer Pakistan dan Perdana Menteri Imran Khan menjelaskan kenapa tersangka penembaknya, Ehsanullah Ehsan, bisa kabur dari tahanan pemerintah.
Ehsan ditangkap tahun 2017, tetapi berhasil kabur pada Januari 2020 dari apa yang disebut rumah penahanan yang aman, tempat ia ditahan oleh badan intelijen Pakistan. Penangkapan dan pelarian pelaku penembakan Malala itu diselimuti misteri dan kontroversi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.