Kompas TV internasional kompas dunia

Demi Singkirkan Netanyahu dan Bentuk Pemerintahan Israel Bersatu, Oposisi dan Partai Arab Berkoalisi

Kompas.tv - 3 Juni 2021, 19:25 WIB
demi-singkirkan-netanyahu-dan-bentuk-pemerintahan-israel-bersatu-oposisi-dan-partai-arab-berkoalisi
Pemimpin Partai Yesh Atid, Yair Lapid. (Sumber: AP Photo/Oded Balilty, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Eddward S Kennedy

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Partai-partai oposisi Israel capai kesepakatan berkoalisi untuk membentuk  Pemerintahan Israel Bersatu.

Salah satu partai yang ikut mencapai kesepakatan untuk berkoalisi dalah Partai Arab Israel, Raam.

Kesepakatan tersebut membuat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, semakin tersudut dan berpeluang mengakhiri kepemimpinannya selama 12 tahun.

Pemimpin Partai Yesh Atid, Yair Lapid, mengumumkan delapan faksi koalisi telah terbentuk.

Baca Juga: Terancam Digulingkan Oposisi Israel Bersatu, Netanyahu Langsung Mengambil Langkah Pencegahan

Berdasarkan perjanjian, Kepala dari Partai Sayap Kanan Yamina, Naftali Bennet, akan memimpin sebagai Perdana Menteri.

Setelahnya, ia akan memberikan kepemimpinan terhadap Lapid.

“Saya berjanji bahwa pemerintahan ini akan bekerja untuk melayani warga Israel, semua yang memilih dan yang tidak,” kata Lapid dikutip dari BBC, Kamis (3/6/2021).

“Koalisi Ini akan menghormati setiap lawan dan akan melakukan segalanya untuk mempersatukan dan menghubungkan semua bagian dari masyarakat Israel,” ujarnya.

Media Israel sendiri telah menunjukkan foto yang memperlihatkan Lapid, Bennet dan pemimpin Partai Raam, Mansour Abbas, menandatangani perjanjian.

Baca Juga: Israel Minta Uang ke AS Sebesar Rp14,2 Triliun untuk Perkuat Iron Dome, Sistem Penghalau Roket Hamas

Hal itu sempat dianggap sebagai sesuatu yang sulit terjadi.

Ini juga menjadi yang pertama kalinya selama sedekade, partai Arab Israel bergabung dengan koalisi pemerintahan.

Meski begitu, partai lainnya yang mewakili Arab Israel, menegaskan mereka menolak bergabung dengan koalisi yang dipimpin Bennet, yang telah menolak konsep negara Palestina.

Namun, Abbas memiliki penilaian tersendiri kenapa memutuskan bergabung dengan koalisi.

“Keputusan ini sangat berat dan ada beberapa dan ada beberapa perselisihan, tetapi penting untuk mencapai kesepakatan,” ujarnya.

Baca Juga: Netanyahu Ternyata Sempat Berusaha Blokir Media Sosial saat Israel Menyerang Gaza

Ia menegaskan ada banyak hal dari kesepakatan ini yang akan menguntungkan komunitas Arab di Israel.

Netanyahu pun menyadari bahaya yang akan menimpanya jika Pemerintahan Israel Bersatu terpilih.

Ia pun meminta semua anggota partai sayap kanan di Knesset (Parlemen) harus menentang koalisi, yang saat ini masih harus meminta persetujuan dengan pemilihan suara sebelum disumpah.

Pemungutan suara diperkirakan tak akan belangsung selama beberapa hari, dan masih ada kemungkinan koalisi ini dibatalkan karena pembelotan.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x