TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengambil langkah penting untuk mencegah rencana penggulingan dirinya oleh oposisi Israel Bersatu.
Netanyahu langsung mengingatkan kepada koalisinya yang merupakan politis sayap kanan untuk tak mendukung proposal untuk pemerintahan bersatu yang baru.
Nertanyahu menegaskan bahwa proposal tersebut akan membahayakan keamanan dari negara Zionis tersebut.
Sebelumnya, pemimpin ultranasionalis, Naftali Bennett, mengatakan ia akan melakukan pembicaraan dengan pemimpin oposisi, Yair Lapid.
Baca Juga: Badan HAM PBB Lakukan Investigasi Kejahatan Perang di Konflik Israel-Palestina, Netanyahu Kesal
Lapid memiliki waktu hingga Rabu (2/6/2021) untuk membentuk pemerintahan koalisi yang baru.
Jika berhasil, maka hal itu akan mengakhiri kepemimpinan Netanyahu, yang mulai menjabat sebagai Perdana Menteri Israel sejak 2009.
“Jangan sampai pemerintahan sayap kiri terbentuk, pemerintahan tersebut berbahaya bagi masa depan dan keamanan Israel,” tutur pria berusia 71 tahun itu, Minggu (30/5/2021).
Netanyahu pun menuduh Bennet telah menyesat publik dan melakukan penipuan terbesar di abad ini.
Tuduhan Netanyahu tersebut terkait ucapan Bennet seblumnya yang berjanji tak akan bersekutu dengan Lapid.
Baca Juga: Israel Gencatan Senjata dengan Palestina, Benjamin Netanyahu Diserang Kritik Partai Sayap Kanan
Bennet, yang merupakan pemimpin Partai Yamina menegaskan dirinya akan membicarakan membuat pemerintahan koalisi setelah menilai kekuasaan Netanyahu sudah waktunya berakhir.
“Netanyahu tak lagi mampu membuat pemerintahan sayap kanan, karena ia tahu benar hal itu tak pernah ada.
“Ia berusaha menguasai seluruh kamp nasional dan seluruh negeri, sebagai langkah terakhirnya. Saya akan melakukan segalanya untuk membentuk pemerintahan nasional dengan teman saya, Yair Lapid,” tambahnya.
Netanyahu sendiri saat ini tengah menghadapi pengadilan atas tuduhan penipuan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.