Meski begitu, bantuan dana pembangunan dari Jerman lantas tidak langsung membuka jalan untuk kompensasi permintaan hukum.
Agustus tahun lalu, Namibia mengatakan reparasi yang ditawarkan Jerman tak dapat diterima karena tak disertai dengan rincian penawaran yang jelas.
Selain itu, dalam catatan Presiden Namibia, Hage Geingob, Jerman sempat menolak istilah reparasi dengan alasan tengah menjalin negosiasi dengan Israel usai peristiwa Holocaust.
Upaya rekonsiliasi yang lain juga pernah dilakukan oleh Jerman, seperti mengembalikan tulang-tulang anggota suku Herero dan Nama pada 2018 silam.
Menteri Luar Negeri Jerman saat itu, Michelle Muentefering pun meminta maaf atas peristiwa tersebut terhadap Namibia.
Baca Juga: Macron Meminta Pengampunan Usai Mengakui Prancis Bertanggung Jawab Atas Genosida Rwanda
Jerman yang diketahui menguasai Nimibia dari tahun 1884 hingga 1915, memulai penumpasan penduduk Herero dan Nama di Namibia pada tahun 1904.
Ketika orang-orang Herero memberikan perlawanan setelah kehilangan tanah miliknya, yang kemudian disusul pemberontakan oleh Nama.
Dalam pertempuran Waterbag pada Agustus 1904, 80 ribu orang Herero melarikan diri dan terus dikejar pasukan Jerman hingga Gurun Kalahari.
Komandan militer Jerman, Lothar von Trotha sengaja dikirim untuk meredam pemberontakan tersebut, selanutnya mengeluarkan perintah pemusnahan penduduk Namibia.
Dalam kurun waktu 1904 hingga 1908, setidaknya ada 60 ribu warga Herero dan 10 ribu warga Nama yang terbunuh.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.