GAZA, KOMPAS.TV - Bantuan kemanusian yang dikirim ke Gaza telah tiba sekitar 48 jam setelah gencatan senjata antara Israel dan Palestina.
Bantuan tersebut dikabarkan telah tiba pada Sabtu (22/5/2021) waktu setempat.
PBB juga dikabarkan telah mengeluarkan bantuan sebesar 22,5 juta dolar AS (Rp323,3 miliar) untuk Gaza.
Baca Juga: Pemimpin Junta Militer Myanmar Ungkap Kondisi Aung San Suu Kyi
Bantuan itu akan digunakan untuk membangun saluran air yang rusak, infrastruktur listrik, dan pembuangan bahan peledak.
“Pertempuran telah memperburuk kebutuhan dua juta orang di Gaza, yang teah dilemahkan oleh isolasi paksa selama 13 tahun dan pandemic Covid-19,” kata Koordinator Pemulihan Darurat PBB, Mark Lowcock dikutip dari NBC.
Pejabat Palestina dikabarkan telah memperkirakan biaya rekonstruksi mencapai puluhan juta dolar AS.
Meski bantuan kemanusiaan telah datang, pemulihan di Gaza tak mungkin bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Baca Juga: Gencatan Senjata Israel dan Palestina, Paus Fransiskus: Terima Kasih Tuhan
“Kerusakan yang disebabkan serangan kurang dari dua pekan akan menghabiskan waktu tahunan untuk diperbaiki, jika tak mencapai satu dekade,” tutur Direktur Komite Internasional Palang Merah untuk Timur Tengah, Fabrizio Carboni dilansir dari Washington Post.
Lebih dari 77.000 warga Palestina telah mengungsi dan tak dapat meninggalkan Gaza selama pertempuran 11 hari.
Banyak dari mereka telah kembali ke rumahnya, dan sekitar 1.000 orang mendapati rumahnya telah hancur atau mengalami rusak berat.
Selain itu, serangan udara Israel membuat ratusan gedung apartemen menjadi puing-puing dan untuk sementara tak bisa ditempati.
Baca Juga: Benarkah Google Maps Tak Memasang Label Palestina di Petanya? Ini Jawabannya
Enam rumah sakit dan 11 klinik perawatan kesehatan mengalami kerusakan, serta lebih dari dua juta penduduk di Gaza kekurangan akses ke air bersih karena proyek desalinasi atau proses menghilangkan kadar garam berlebih dalam air berhenti berfungsi.
Serangan udara Israel ke Gaza terjadi sejak Senin (10/5/2021), dan menyebabkan lebih dari 200 orang tewas.
Gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir akhirnya terjadi dan efektif dilakukan sejak Jumat (21/5/2021).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.