JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan 16 Menteri dan Wakil Menteri Luar Negeri negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan juga wakil dari negara OKI lainnya melakukan pertemuan secara virtual, Minggu (16/5/2021).
Pada pertemuan Extraordinary Open-ended Ministerial Meeting of the OIC Executive Committee tersebut, dilakukan khusus membahas agresi Israel di wilayah Palestina, terutama Al-Quds Al-Shareef atau Yerusalem dan juga jalur Gaza.
“Pada saat pertemuan OKI dilakukan, kita melihat sudah lebih dari 150 orang harus kehilangan nyawanya termasuk perempuan dan anak-anak. Dan ratusan mungkin ribuan orang yang harus kehilangan rumah mereka,” kata Menlu.
Menlu menyampaikan, semua mengkhawatirkan situasi yang berkembang di Palestina saat ini. Ia menekankan pentingnya setiap negara anggota OKI menggunakan pengaruh masing-masing agar kekerasan dapat dihentikan, upaya deeskalasi dilakukan, dan gencatan senjata dapat segera dilakukan.
Baca juga: Joe Biden Hubungi Mahmoud Abbas, Bicarakan Kemungkinan Gencatan Senjata Israel-Palestina
Selain pada tingkat menteri, Menlu juga menyampaikan pada tingkat pemimpin atau leaders, Presiden RI juga telah melakukan komunikasi dengan sejumlah pemimpin yang juga membahas situasi Palestina.
Dari hasil rapat tersebut, komunikasi tiga pemimpin di Asia Tenggara yaitu Presiden RI, PM Malaysia dan Sultan Brunei Darussalam, maka Indonesia-Malaysia-Brunei Darussalam telah sepakat untuk mengeluarkan Joint Statement mengenai sikap ketiga negara tersebut terhadap situasi Palestina saat ini.
Menurut rencana, Joint Statement ini akan dikeluarkan pada malam hari ini. Menlu meminta masyarakat Indonesia memantau melalui akun Twitter Presiden Joko Widodo dan Kemenlu.
Baca juga: Kecam Serangan Israel ke Palestina, Puan Maharani Desak PBB Redakan Ketegangan
Sejak OKI didirikan, kata menlu, komitmen negara OKI tidak pernah luntur dan terus bertekad untuk bersama Palestina di dalam memperjuangkan hak-haknya.
“Terlepas dari tekad kuat tersebut sampai saat ini, kita masih menyaksikan adanya gangguan terhadap pelaksanaan ibadah di Masjid Al-Aqsa, Illegal settlement semakin merajalela, pergerakan orang-orang Palestina dibatasi di tanah mereka sendiri dan hak-hak Palestina dihilangkan,” jelasnya.
Menlu mengingatkan, Palestina adalah satu-satunya negara yang masih diduduki oleh kekuatan kolonial di dunia ini.
“Semua penderitaan Palestina disebabkan oleh Israel sebagai occupying power. Indonesia mengecam keras semua tindakan yang dilakukan oleh Israel yang lebih melukai lagi, tindakan tersebut dilakukan di bulan suci Ramadan dan di Hari Raya Idulfitri,” ungkapnya.
Baca juga: Mia Khalifa Berikan Dukungan untuk Palestina, Sebut Gaza Berupaya Dilenyapkan dari Peta
Adapun negara-negara yang hadir hadir dalam rapat virtual ini, yaitu Palestina, Malaysia, Brunei Darussalam, Mesir, Yordania, Turki, Saudi Arabia, Qatar, Tunisia, Vietnam, India, Norwegia, Inggris dan HRVP (High Representative of the Union for Foreign Affairs and Security Policy) Uni Eropa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.