“Teroris sudah ditangkap, usianya 19 tahun. Sebuah senjata api terdaftar atas namanya. Anggota komplotan yang lain belum diketahui. Penyelidikan sedang berlangsung,” papar Minnikhanov.
Baca Juga: 6 Orang Tewas, Termasuk Ibu Hamil dan Janinnya, Dalam Penembakan Massal di AS
Pada Rabu, pihak berwenang mengumumkan hari berkabung dan meliburkan seluruh sekolah di Kazan. Pihak berwenang juga memperketat pengamanan di seluruh sekolah yang termasuk dalam kawasan yang terletak sekitar 700 kilometer di timur Moskow itu.
Serangan penembakan massal terbilang jarang terjadi di Rusia, dan Presiden Vladimir Putin segera memerintahkan kepala Garda Nasional untuk meninjau kembali sejumlah peraturan tentang tipe senjata yang diijinkan bagi penggunaan sipil.
Baca Juga: Detik-Detik Penembakan Massal oleh Tentara Thailand
Serangan di sekolah Rusia paling mematikan terjadi pada tahun 2004 di kota Beslan, saat sejumlah militan Islam menyandera lebih dari 1.000 siswa selama beberapa hari. Penyanderaan berakhir setelah melalui baku tembak dan sejumlah ledakan, dan menewaskan 334 orang, lebih dari setengahnya adalah anak-anak.
Pada tahun 2018, seorang remaja membunuh 20 orang di sekolah vokasinya sebelum bunuh diri di Kerch, sebuah kota di semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia. Menyusul serangan tersebut, Putin memerintahkan pihak berwenang untuk memperketat kontrol kepemilikan senjata. Namun, harian Kommersant melaporkan, sebagian besar perubahan legislatif yang diajukan, ditolak parlemen.
Anggota parlemen Rusia Alexander Khinshtein menyatakan dalam Telegram bahwa tersangka dalam serangan di Kazan mengantongi ijin atas sebuah pistol kurang dari dua minggu lalu. Dan, pihak sekolah tak punya sistem keamanan selain sebuah tombol panik. Pihak berwenang tak merinci senjata api yang digunakan pelaku, dan memerintahkan pengecekan terhadap para pemilik senjata di kawasan Tatarstan.
Baca Juga: Penembakan di Sekolah Menengah Pertama Idaho, Tiga Orang Terluka
Putin menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga para korban dan memerintahkan pemberian bantuan yang diperlukan. Para pejabat Rusia berjanji memberikan bantuan sebesar 1 juta rubel (atau sekitar Rp 191 juta) bagi masing-masing keluarga korban tewas dan 200.000 – 400.000 rubel (atau Rp 38 juta – Rp 76 juta) bagi korban luka.
Kremlin mengirimkan sebuah pesawat berisi tim dokter dan peralatan medis ke Kazan. Menteri pendidikan dan kesehatan Rusia juga dilaporkan tengah bertolak menuju lokasi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.