“Kami dengan tegas menolak tekanan untuk tak membangun Yerusalem. Saya menyesal, tekanan ini semakin meningkat akhir-akhir ini,” ujarnya dikutip dari Al-Jazeera, Minggu (9/5/2021).
Warga Palestina selalu menghadapi jalan buntu ketika berusaha mempertahankan tanah dan rumahnya.
Baca Juga: Anda Kini Bisa Beli Tanah dan Properti di Makkah dan Madinah, Namun Ada Syaratnya
Yang terbaru datang pada sidang yang diharapkan di Mahkamah Agung Israel atas kasus keluarga selama bertahun-tahun, yang terdiri dari lebih 70 orang.
Mereka mengajukan banding atas perintah penggusuran yang mendukung pemukim ilegal Yahudi di Distrik Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Namun, sidang tersebut dibatalkan pada Minggu (9/5/2021), setelah adanya permintaan dari Jaksa Agung Israel.
Baca Juga: RI Kecam Pengusiran Paksa Warga Palestina oleh Israel
Tanggal baru dari sidang tersebut akan ditetapkan pada 30 hari ke depan.
Sejumlah negara Eropa pun telah meminta agar Israel menghentikan ekspansi pemukiman ilegal di Palestina.
Sedangkan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan pihaknya sangat khawatir dan ingin pihak otoritas mendekati warga Palestina dengan kerendahan hati dan rasa hormat.
Baca Juga: Kerusuhan Antara Warga Palestina dan Polisi Israel Usai Salat Tarawih Terjadi Lagi, 80 Orang Terluka
Namun, hal itu tampaknya tak digubris oleh pemimpin dari partia Likud itu.
“Saya mengatakan kepada teman baik kami, Yerusalem adalah Ibu Kota Israel, dan seperti semua negara yang membangun Ibu Kotanya, kami memiliki hak membangun Yerusalem,” ujarnya.
“Itulah yang kami selesaikan dan itu yang seterusnya akan kami lakukan,” lanjut Netanyahu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.