Vaksinasi terhadap pemimpin Rusia ini dilakukan beberapa bulan setelah program imunisasi nasional melawan Covid-19 dimulai di Rusia.
Ini terhitung terlambat, dan Putin menuai kritik lantaran dianggap tak mau mendorong program vaksinasi di tengah keengganan rakyat Rusia menjalani vaksinasi.
Pihak berwenang Rusia telah menyetujui penggunaan vaksin buatan dalam negeri Rusia, yakni Sputnik V, EpiVacCorona dan CoviVac.
Ketiganya memperoleh otorisasi sebelum menyelesaikan pengujian lebih lanjut, yang menurut para ahli diperlukan untuk memastikan keselamatan dan efektivitas vaksin yang sejalan dengan protokol ilmiah yang berlaku.
Baca Juga: Undang-Undang Baru Rusia Mungkinkan Putin Berkuasa Kembali hingga 2036, Lampaui Stalin
Bagaimanapun, sebuah studi yang diterbitkan pada Februari di jurnal medis Inggris, Lancet, menunjukkan bahwa vaksin Sputnik V 95% efektif dan tampaknya mencegah penerima vaksin jatuh sakit parah akibat Covid-19.
Namun, masih belum jelas apakah vaksin itu mampu mencegah penyebaran Covid-19. Tak ada data terkait efikasi kedua vaksin lainnya yang telah dirilis.
Rusia secara aktif memasarkan vaksin Sputnik V ke luar negeri, meskipun program vaksinasi di dalam negerinya terbilang berjalan lambat dan kapasitas produksi vaksin terbatas.
Puluhan negara lain telah menyetujui penggunaan Sputnik V. Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang mendanai vaksin Sputnik V juga telah menandatangani banyak kontrak untuk mengekspor vaksin itu.
Baca Juga: Akan Divaksinasi Pada Selasa, Putin Tak Merinci Vaksin Mana yang Akan Digunakan
Sebuah polling yang digelar oleh badan polling terkenal Rusia, Levada Center, pada pada Februari lalu menunjukkan bahwa 62% warga Rusia enggan divaksinasi menggunakan vaksin Sputnik V.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.