LA PAZ, KOMPAS.TV - Aparat Bolivia menangkap Jeanine Áñez, mantan Presiden sementara Bolivia dan beberapa mantan menteri lainnya. Pihak Kejaksaan Bolivia mengatakan, Áñez dan para pejabat itu terlibat dalam kudeta untuk menjatuhkan mantan Presiden Evo Morales pada 2019.
Áñez ditahan pada Sabtu (13/3/2021) dini hari di kota Trinidad. Hal ini terungkap dari pengumuman menteri Eduardo Del Castillo Del Carpio di Facebook.
Áñez kemudian dibawa dengan pesawat ke ibu kota Bolivia, La Paz.
Baca Juga: Kocak, Pria Ini Gunakan Foto Presiden Filipina Rodrigo Duterte di SIM Palsunya
Televisi Bolivia juga menayangkan gambar penangkapan mantan menteri energi Rodrigo Guzman dan mantan menteri kehakiman Alvaro Coimbra.
Mengutip BBC, Morales mengundurkan diri dan pergi dari Bolivia pada November 2019. Hal ini terjadi setelah terjadi protes berminggu-minggu serta tuduhan kecurangan dalam pemilu pada dirinya.
Partai Mas Sosialis, partai Morales saat ini kembali berkuasa. Partai itu menang telak dalam pemilihan presiden dan kongres pada Oktober 2020.
Hal ini memberi jalan bagi Morales untuk kembali ke Bolivia dari Argentina. Morales kini juga mengambil alih kepemimpinan partai Mas.
Baca Juga: Tiga Ton Kokain dan Ganja Dengan Bungkus Foto Pablo Escobar Ditemukan Aparat Keamanan Chile
Rekan Morales, Luis Arce terpilih sebagai presiden. Arce menekankan bahwa dia bukan Evo Morales dalam wawancara BBC pada 2020. Ia juga mengatakan akan mengejar jalur politiknya sendiri.
Di sisi lain Áñez mengaku, ia adalah korban balas dendam politik Morales. Sebagai senator paling senior, Áñez menjadi presiden sementara setelah Morales melarikan diri.
Tetapi anggota partai Mas menuduhnya bersekongkol dengan tokoh polisi dan militer untuk merekayasa penggulingan Morales.
Baca Juga: Enam Pengunjuk Rasa Tewas Dibunuh Aparat Keamanan Myanmar Hari Ini
Sebelum penangkapan ini, Áñez menulis cuitan, ”pembunuhan politik telah dimulai”. Ia juga mengatakan, pemerintah Bolivia telah menyiapkan dokumen penangkapan dengan dakwaan terorisme, hasutan, dan konspirasi.
Pada 2019, Morales juga melarikan diri setelah kehilangan dukungan dari militer terkait pemilihan ulang dirinya sebagai presiden Bolivia untuk keempat kalinya. Saat itu, beberapa pejabat senior sekutunya juga meninggalkan negara itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.