Direktur Otoritas Kesehatan Denmark Soren Brostrom menegaskan, mereka tidak menyetop total penggunaan vaksin AstraZeneca, hanya menghentikan sementara.
"Ada dokumentasi luas yang membuktikan vaksin itu aman dan efisien," ujarnya. "Tetapi kami dan Badan Obat-obatan Denmark harus bertindak berdasarkan informasi tentang kemungkinan efek samping serius, baik di Denmark maupun negara-negara Eropa lainnya." tambah Brostrom.
Setelah pengumuman Denmark, Islandia dan Norwegia memutuskan untuk mengikuti dan menghentikan sementara vaksin AstraZeneca, juga mengatakan belum ada kaitan yang terbukti antara pembekuan darah dan vaksin mereka.
Selain itu, badan farmasi Italia pada hari Kamis memerintahkan larangan pencegahan pada batch tertentu dari vaksin AstraZeneca setelah apa yang dikatakan sebagai "kejadian buruk yang serius".
Dalam wawancara dengan penyiar La Sexta, Menteri Kesehatan Spanyol Carolina Darias mengatakan tidak ada insiden serupa di Spanyol dan mengatakan hanya efek samping kecil yang dilaporkan dari vaksin AstraZeneca.
Baca Juga: Peneliti Oxford Jelaskan Beda Vaksin AstraZeneca dan Sinovac
Regulator obat-obatan Inggris, MHRA, bereaksi dengan mencatat tidak ada konfirmasi pembekuan darah yang dilaporkan disebabkan oleh vaksin AstraZeneca. “Orang-orang harus tetap pergi dan mendapatkan vaksin COVID-19 ketika diminta,” katanya.
Tetapi Hendrik Streeck, seorang ahli virus Jerman di Universitas Bonn, mengatakan keputusan Denmark adalah keputusan yang tepat.
“Tidak jelas apa penyebabnya, itulah mengapa vaksinasi dihentikan untuk saat ini,” kata Streeck kepada penyiar Jerman n-tv. “Dalam kasus yang sangat jarang, mungkin ada masalah dengan batch tertentu. Sekarang mereka mencari tahu apa yang menyebabkan penggumpalan itu. "
"Kami tidak ingin membahayakan siapa pun, tapi saya tidak khawatir," katanya. Menurut Streeck, Denmark melakukan hal yang tepat.
Baca Juga: Ikuti Prancis dan Jerman, Italia Setujui Penggunaan Vaksin AstraZeneca Untuk Lansia diatas 65 tahun
European Medicines Agency EMA mulai menyelidiki kasus di Denmark tetapi sejauh ini tidak ada informasi ada lebih banyak tentang pembekuan darah pada orang yang telah menerima vaksin.
Pada hari Rabu, EMA mengatakan Austria telah menangguhkan penggunaan sebuah batch vaksin Covid-19 AstraZeneca setelah seseorang yang didiagnosis dengan banyak pembekuan darah meninggal 10 hari setelah vaksinasi, dan seorang lainnya dirawat di rumah sakit dengan penyumbatan di arteri paru-paru.
Dua laporan lain tentang masalah serupa telah diterima untuk gelombang ini per 9 Maret, kata EMA, meskipun tidak ada indikasi bahwa masalah tersebut disebabkan oleh vaksin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.