NEW YORK, KOMPAS.TV - Varian Baru Covid-19 dikabarkan telah mewabah di New York, Amerika Serikat (AS) dan diyakini bisa memberikan dampak negatif dengan melemahkan efektivitas vaksin.
Dikutip dari The New York Times, hal itu itu diungkapkan oleh dua tim yang melakukan penelitian terhadap mutasI dari virus Corona tersebut.
Varian baru yang disebut dengan B.1.526, pertama kali diambil sampelnya di kota tersebut pada November lalu.
Baca Juga: China Fokus Bikin Stasun Luar Angkasa, Akan 40 Kali Luncurkan Roket Tahun 2021
Salah satu studi mengenai varian baru itu yang dilakukan sebuah kelompok di Caltech dan telah dipublikasikan secara online, Selasa (23/2/2021).
Sementara itu, yang penelitian lainnya dilakukan oleh para peneliti di Universitas Columbia, namun belum dipublikasikan.
Dari dua studi itu belum ada yang diteliti dan diperiksa atau diterbitkan dalam jurnal ilmiah.
Baca Juga: Vaksin Johnson & Johnson Terbukti Dapat Mencegah Covid-19 Hanya Dengan Satu Suntikan
Tetapi, hasil yang konsisten menunjukkan bahwa penyebaran varian baru Covid-19 itu nyata.
“Ini jelas bukan kabar gembira. Tetapi mengetahui hal itu sangat bagus, karena mungkin kita bisa melakukan sesuatu,” ujar Ahli imunologi dari Universitas Rockfeller, Michael Nussenzweig.
Nussenzweig yang tak terlibat pada kedua penelitian mengaku lebih khawatir dengan varian baru di New York ketimbang yang menyebar di California.
Baca Juga: Studi Terbaru: Risiko Penularan Covid-19 Lebih Rendah Pada Pengguna Kacamata
Sementara itu menurut peneliti dari Caltech, ditemukan peningkatan pada B.1.526 dengan memindai mutasi dari ratusan ribu urutan genetik virus yang ada dalam basis data yang disebut GISAID.
“Ada pola yang berulang, dan sekelompok yang terisolasi dan terkonsentrasi di wilayah New York yang belum pernah saya lihat,” kata Ahli Biologi Komputasi Caltech, Anthony West.
Timnya telah menemukan dua versi virus Corona yang frekuensinya meningkat.
Salah satunya adalah mutasi E484K, yang terlihat di Afrika Selatan dan Brasil, yang dianggap membantu virus menghindari sebagian vaksin.
Baca Juga: Di Thailand, Karyawan Hotel Masuk Kelompok Prioritas Vaksinasi Covid-19
Sedangkan mutasi lainnya, disebut S477N, dan dapat mempengaruhi seberapa erat ikatan virus ke sel manusia.
Menurut West, kedua mutasi itu sama-sama menyumbang sekitar 27 persen dari urutan virus di New York yang disimpan ke dalam basis data pada pertengahan Februari.
Saat ini kedua grup tersebut bersama dikategorikan sebagai B.1.526.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.