BUDAPEST, KOMPAS.TV - Para dokter di Hungaria pada Rabu (24/2/2021) mulai memberikan vaksin Covid-19 yang dikembangkan di China. Hal ini menjadikan Hungaria sebagai negara Uni Eropa pertama yang menggunakan vaksin buatan China.
Hungaria telah setuju untuk membeli 5 juta dosis vaksin Sinopharm selama empat bulan ke depan. Jumlah ini cukup untuk mengimunisasi 2,5 juta orang dengan suntikan sebanyak dua kali.
Dokter di seluruh Hungaria telah diperintahkan untuk memberikan vaksin tersebut kepada pasien lanjut usia.
Di Budapest, Dr. Zoltan Komaromi mulai memberikan vaksin Sinopharm, terlepas dari kekhawatiran pribadinya atas sedikitnya sampel percobaan dalam vaksin ini. Ia melihat, pembelian vaksin China sebagai tekanan dari pejabat pemerintah untuk menyetujui vaksin tersebut.
Baca Juga: Otoritas Obat-obatan Mesir Setujui Vaksin Covid-19 Buatan Sinopharm, Vaksinasi Segera Dimulai
"Ada ketidakpercayaan (di kalangan warga Hungaria). Ini karena politisi tidak berbicara jujur tentang vaksinasi. Tindakan resmi sangat kacau. Juga aneh bagi publik bahwa menteri luar negeri dan perdana menteri secara efektif meminta pihak berwenang untuk menyetujui vaksin (Sinopharm) ini," kata Dr. Zoltan Komaromi seperti dikutip dari the Associated Press.
Namun demikian, Dr. Komaromi mengatakan, ia akan memberikan vaksin Sinopharm kepada pasiennya, jika permintaan itu datang dari pasien sendiri. Dia akan meminta pasiennya untuk menandatangani pernyataan bahwa dirinya memberikan vaksin secara profesional agar pasien sadar akan hak-hak mereka.
“Dengan cara ini, saya tidak akan berkonflik dengan pasien saya. Jika ada seratus orang yang meminta vaksin ini, saya akan memberikannya," ujarnya.
Di sisi lain, warga Hungaria memang membutuhkan tersedianya vaksin. Hal ini diungkapkan oleh Hajnalka Miklos, yang merupakan pensiunan guru taman kanak-kanak.
“Ini adalah vaksin pertama yang tersedia untuk saya. Vaksin ini memungkinkan saya untuk berkumpul lagi dengan orang tua saya,” kata Miklos.
Baca Juga: Sinopharm Umumkan Vaksin Covid-19 Mereka 79,3% Efektif
Suntikan Sinopharm membuat jumlah vaksin yang saat ini digunakan di Hongaria menjadi lima. Vaksin lain yang juga digunakan Hungaria adalah Pfizer, Moderna, AstraZaneca dan Sputnik V buatan Rusia.
Pemerintah Hungaria sebelumnya mengkritik cepatnya program pengadaan vaksin di Uni Eropa. Uni Eropa berusaha untuk membeli vaksin dari negara-negara seperti China dan Rusia, meskipun jajak pendapat menunjukkan kepercayaan yang rendah pada vaksin tersebut, di kalangan warga Hungaria.
“Baik saya maupun produsen vaksin tidak dapat menjamin bahwa vaksin dari timur akan memberikan perlindungan yang kami butuhkan untuk divaksinasi. Saya belum menemukan dokumentasi yang membuktikan bahwa negara-negara Uni Eropa akan mengizinkan masuknya mereka yang telah divaksinasi dengan vaksin China atau Rusia," ujar Dr. Komaromi.
Baca Juga: Iran dan Rusia Sepakat Produksi Bersama Vaksin Sputnik V di Iran
Dalam wawancara dengan radio publik akhir bulan lalu, Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, mengatakan dia secara pribadi akan memilih untuk divaksinasi dengan vaksin Sinopharm.
“Saya sedang menunggu vaksin China, saya sangat percaya akan hal itu,” kata Orban. "Saya pikir orang China telah mengetahui virus ini paling lama, dan mereka mungkin yang paling mengetahuinya,” ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.