NAYPYIDAW, KOMPAS.TV - Aktor terkenal Myanmar Lu Min ditangkap polisi, tak lama setelah menembak dua demonstran.
Lui Min ditangkap Minggu (21/2/2021), karena dituduh mendukung penolakan teradap kudeta Myanmar, yang dilakukan pada 1 Februari lalu.
“Mereka memaksa membuka pintu dan membawanya pergi, mereka tak mengatakan kemana membawanya. Saya tak bisa menghentikannya. Dia tak memberitahu saya,” ujar istri Lu Min, Khin Sabai Oo dikutip dari Hindustan Times.
Baca Juga: Berkali-kali Tolak Lamaran Kekasih, Nenek 91 Tahun Ini Akhirnya Menikah
Lu Min merupakan salah satu dari enam selebriti Myanmar yang dicari pihak junta militer karena mendorong pegawai negeri untuk melakukan demonstrasi.
Tuduhan tersebut bisa membuat Lu Min bisa mendapatkan hukuman dua tahun penjara.
Lu Min sendiri turut serta dalam beberapa demonstrasi menolak kudeta yang dilakukan pihak junta militer.
Baca Juga: Lagi, Dua Pengunjuk Rasa di Myanmar Ditembak Mati Polisi
Sebelum penangkapan Lu Min, polisi Myanmar telah membuat dua demonstran tewas tertembak.
Peristiwa tersebut terjadi di Mandalay, Sabtu (20/2/2021). Salah seorang korban tertembak di kepala dan tewas seketika.
Sementara seorang korban lainnya tertembak di bagian dada dan meninggal dalam perjalanan rumah sakit.
Baca Juga: Kerap Berfoto dengan Jasad Binatang Buruannya, Wanita Cantik Ini Sering Terima Ancaman Mati
Hal tersebut membuat demonstran yang tewas dalam unjuk rasa menentang kudeta Myanmar menjadi tiga orang.
Sebelumnya, seorang wanita berusia 20 tahun yang tertembak di kepala di Naypyidaw pada 9 Februari lalu akhirnya meninggal Jumat (19/2/2021).
Sementara itu juru bicara militer sekaligus juru bicara dewan militer yang baru, Zaw Min Tun tak merespon Reuters yang mencoba menghubunginya.
Baca Juga: Facebook Blokir dan Hapus Akun Militer Myanmar, True News Information Team
Pihak junta militer melakukan kudeta dengan menangkap pemimpin partai berkuasa, Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint pada 1 Februari lalu..
Kemenangan partai Suu Kyi, Liga Nasional Demorasi (NLD) secara telak pada pemilihan umum pada November lalu menjadi penyebabnya.
Pihak militer mengungkapkan adanya kecurangan pada pemilu tersebut, namun komisi pemilihan menampik tuduhan tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.