JEDDAH, KOMPAS.TV - Kementerian Pertahanan Saudi kembali mengumumkan penerimaan tentara perempuan Saudi di angkatan bersenjata kerajaan Arab Saudi. Hal itu diumumkan melalui portal penerimaan terpadu mulai hari Minggu, seperti dilansir Arab News, Minggu, (21/02/2021).
Pangkat dari prajurit hingga sersan akan tersedia bagi tentara perempuan di Angkatan Darat, Pertahanan Udara, Angkatan Laut, Pasukan Peluru Kendali Strategis, dan Layanan Medis Angkatan Bersenjata.
Semua pelamar harus lulus prosedur penerimaan sesuai dengan kondisi yang ditentukan, memiliki catatan bersih dan sehat secara medis untuk menjadi tentara
Baca Juga: Jumlah Pengacara Perempuan di Arab Saudi Tumbuh 66 persen Tahun 2020
Tetapi beberapa kriteria tambahan telah ditambahkan untuk pelamar wanita.
Pelamar wanita Saudi harus berusia antara 21 dan 40 tahun, memiliki tinggi 155 cm atau lebih tinggi, dan tidak boleh berstatus pegawai pemerintah saat mendaftar.
Pendaftar perempuan juga harus memiliki kartu identitas nasional independen dan setidaknya memiliki pendidikan sekolah menengah.
Pelamar yang menikah dengan warga negara non-Saudi tidak akan diterima.
Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Iming-Iming Kontrak Pemerintah Bagi Perusahaan Berkantor Regional di Riyadh
Sementara rentang usia untuk pelamar pria pertama kali adalah antara 17 dan 40 sementara tinggi minimum mereka 160 cm.
Perkembangan terbaru ini menuai reaksi beragam terhadap standar perekrutan terpadu baru kementerian.
Spesialis sistem operasi angkatan bersenjata Arab Saudi, Halah Al-Ynabawi, seperti dikutip Arab News mengatakan negara-negara Arab yang mengizinkan perempuan masuk militer telah menjadi topik kontroversial selama 30 tahun terakhir.
Baca Juga: Fenomena Langka, Penampakan Arab Saudi Diselimuti Salju!
"Tapi hari ini, dengan visi Raja Salman, dia telah memainkan peran besar dengan melibatkan wanita di semua bidang - pemerintah dan sekarang militer," katanya kepada Arab News.
"Menurut pendapat pribadi saya, sangat penting bagi wanita untuk berada di militer, di mana mereka dapat memiliki peran aktif dalam masyarakat konservatif kita." Rahma Al-Khayri, seorang spesialis teknologi informasi, memiliki sudut pandang yang berbeda.
"Sepanjang sejarah, kami belum pernah mendengar seorang wanita yang datang ke lapangan dan bertarung," katanya. “Kami selalu mendengar tentang wanita yang menyembuhkan orang, atau mungkin memantau persediaan di administrasi dan di unit pengendali tempur. Pria itu adalah orang yang bertarung di lapangan."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.