LOS ANGELES, KOMPAS.TV – Pilot yang mengemudikan helikopter yang ditumpangi bintang bola basket Kobe Bryant, dinyatakan telah melanggar aturan terbang saat cuaca buruk. Ia tetap memutuskan terbang meski dalam kondisi cuaca buruk. Hal ini mengakibatkan helikopter memasuki awan tebal dan jatuh di lereng bukit
Penyelidik dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (The National Transportation Safety Board/NTSB) menyatakan, kecelakaan itu sebenarnya dapat dicegah. Pilot yang menerbangkan helikopter merupakan pilot berpengalaman, dan perusahaan penyewaan helikopter dinyatakan sebagai tempat penyewaan yang aman.
Penyelidik secara resmi menyimpulkan kecelakaan yang merenggut nyawa Kobe, putrinya, pilot dan enam orang lainnya disebabkan oleh keputusan pilot yang salah, karena tetap melanjukan perjalanan.
Baca Juga: Pemerintah Orange County California Tetapkan 24 Agustus Sebagai Hari Kobe Bryant
"Bahkan pilot yang baik bisa berakhir dalam situasi yang buruk," kata Ketua NTSB Robert Sumwalt, seperti dikutip dari CNN, Rabu (10/2/2021).
Sumwalt menggambarkan kecelakaan itu sepenuhnya dapat dicegah. Ia mengatakan, helikopter sebenarnya bisa mendarat di bandara terdekat, atau bahkan di tempat parkir, sebelum memutuskan untuk memasuki awan. Bandara terdekat diketahui hanya berjarak sekitar 12 mil dari tempat kejadian.
Helikopter yang membawa Kobe diketahui tidak memiliki black box. Karena itu, penyidik merekomendasikan kebijakan yang dapat berdampak jangka panjang dalam keselamatan penerbangan carter.
Mereka merekomendasikan lebih banyak helikopter yang memiliki black box. Selain itu, mereka juga merekomendasikan peningkatan pelatihan keselamatan untuk pilot helikopter, tentang bagaimana menghindari terbang secara tidak disengaja ke dalam awan.
Baca Juga: Menangis saat Kenang Kobe Bryant, Michael Jordan: Separuh Diri Saya Mati
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.