TALLINN, KOMPAS.TV - Koalisi Pemerintahan Estonia dari partai sayap kiri-tengah dan sayap kanan-jauh bubar pada Rabu (13/1/2021). Hal itu terjadi setelah Perdana Menteri Jüri Ratas mengundurkan diri karena terlibat skandal korupsi.
Skandal itu muncul ke publik setelah kepolisian dan kejaksaan memulai investigasi dugaan korupsi yang melibatkan anggota Partai Tengah. Jüri Ratas adalah pimpinan Partai Tengah.
Dilansir dari The Guardian, skandal korupsi itu terkait dugaan suap dari perusahaan properti Porto Franco. Seorang pebisnis yang terkait perusahaan itu diduga memberi donasi kepada Partai Tengah.
Suap itu diduga terkait pemberian pinjaman negara senilai 39 juta euro pada Porto Franco dan tender pembangunan pelabuhan ibukota Estonia, Tallinn. Perlu diketahui, Walikota Tallinn adalah anggota Partai Tengah.
Tersangka lain dalam kasus itu adalah penasihat Menteri Keuangan Martin Helme.
Ratas menulis pembelaan melalui halaman Facebook miliknya. Ia menyebut, investigasi yang muncul karena kecurigaan Kejaksaan Umum belum tentu benar.
Namun, ia memahami bahwa investigasi itu akan menimbulkan kecurigaan serius pada semua pihak yang terlibat skandal.
“Dalam situasi seperti ini pengunduran diriku adalah langkah tepat untuk memberi kesempatan agar seluruh fakta terungkap dengan jernih,” tulis Ratas.
Ratas juga mengaku bahwa ia tak pernah “membuat keputusan salah dan buruk yang disengaja”.
Presiden Estonia, Kersti Kaljulaid, memiliki waktu 14 hari untuk menyerahkan nama perdana menteri baru pada parlemen. Bila mayoritas anggota parlemen tak menyetujuinya, maka pemilu akan diadakan.
Bukan kali ini saja Pemerintahan Estonia bubar. Pada 2016 pemerintahan Partai Reformasi berhaluan kanan-tengah juga bubar setelah Taavi Roivas mundur dari jabatan perdana menteri.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.