Siapa Kim Yo Jong, Mesin Propaganda di Balik Kim Jong Un?

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tak banyak yang mengenal Kim Yo Jong. Ia adalah adik perempuan pimpinan tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.

Hal itu tak lepas dari keberadaannya yang misterius. Ia jarang muncul hingga tertangkap kamera menghadiri konferensi Partai Pekerja Korea pada 2010.

Setelah itu, ia mulai sering muncul bersama rombongan ayahnya, Kim Jong Il pada 2011.

Pengamat menduga Kim Yo Jong berperan mengatur agar saudaranya naik menjadi pimpinan tertinggi Korea Selatan sejak 2008. Ketika itu, Kim Jong Il mulai sakit-sakitan karena stroke.

“Rezim Korea Utara itu seperti bisnis keluarga. Dan Kim Jong Un tampaknya memberi kepercayaan pada adiknya itu,” kata Leif-Eric Easley, pakar studi internasional Ewha University Seoul pada TheGuardian.

Kim Yo Jong berperan sebagai orang kepercayaan Kim Jong Un. Ia juga ahli membentuk citra rezim Korea Utara dan Kim Jong Un sendiri.

Perannya benar-benar terlihat ketika menjadi perwakilan Kim Jong Un menghadiri Olimpiade Musim Dingin 2018. Lewat kehadirannya itu, Korea Utara memiliki wajah muda, berbeda dari citra kuno sebelumnya.

Baca Juga: Nama Adik Kim Jong-Un Hilang dari Jajaran Politbiro, Kekuasaannya Dilucuti?

Posisi Kim Yo Jong sempat goyah setelah menemani Kim Jong Un menghadiri pertemuan dengan Donald Trump. Pertemuan pada Februari 2019 itu membahas usaha penghentian pengembang nuklir.

Pertemuan itu gagal mencapai kesepakatan. Dan Kim Yo Jong dicopot dari posisi di Politbiro Partai Pekerja.

Kim Yo Jong kembali menjadi anggota politbiro pada 2020. Setelah itu posisinya terus naik.

Ia bahkan bisa menyatakan pendapat politik secara langsung. Perempuan lulusan Ilmu Komputer Universitas Kim Il Sung itu sempat mengejek Korea Selatan sebagai “anjing yang ketakutan”.

“Mengejutkan Kim Jong Un memperbolehkan adiknya menulis dan menyatakan komentar pedas tentang Korea Selatan dengan sentuhan personal,” kata Youngshik Bong Peneliti Korea Utara di Universitas Yonsei Seoul.

Namun, kini Kim Yo Jong kembali terancam. Baru-baru ini namanya kembali hilang dari daftar baru anggota politbiro Partai Pekerja Korea.