SRINAGAR, KOMPAS.TV – “Waktu itu, saya tengah mengurusi ternak-ternak saya di dekat rumah, saat mendadak sebuah beruang muncul dari hutan dan menerjang saya,” cerita Mohammad Yaqoob mengisahkan pengalamannya. “Anjing saya ada di sebelah saya, dan dialah yang menyelamatkan nyawa saya. Sayangnya, kaki kanan saya terluka parah, dan sejak itu, saya cacat.”
Mohammad Yaqoob tak sendiri. Warga Desa Dardkhor di Srinagar, Kashmir ini hanya satu dari sekian warga yang menjadi korban serangan binatang buas. Di Kashmir, wilayah konflik di bawah kekuasaan India yang selama puluhan tahun mengalami perselisihan bersenjata antara sesama manusia, ternyata juga menyimpan kisah tentang konflik lain: perseteruan manusia dengan binatang buas.
Baca Juga: Bentrok di Kashmir, 13 Pemberontak dan 3 Tentara Tewas
Associated Press melaporkan, menurut data resmi, dalam 5 tahun terakhir, sedikitnya 67 orang tewas dan 940 lainnya cedera akibat serangan binatang buas di Lembah Kashmir yang selain kondang dengan konflik bersenjata antara tentara India dan para pemberontak, juga terkenal karena pemandangan cantiknya: barisan pegunungan berhutan pinus dan aliran sungai berair jernih.
Serangan Beruang Hitam dan Macan Tutul
Beruang hitam Himalaya kerap disebut sebagai binatang buas penyerang utama. Lebih dari 80% kematian dan cedera disebabkan oleh serangan beruang hitam.
Agustus lalu, seekor beruang hitam menerkam Manzoor Ahmad Dar (36) saat ia dan Abdul Ahad Dar (55) sang paman tengah berada di kebun sayurnya. Akibat serangan itu, Ahmad Dar mengalami luka serius di bagian kepalanya. Usai serangan itu, sejumlah warga desa segera mengejar si beruang, namun si beruang berhasil menghilang ke dalam hutan.
Kini, Ahmad Dar tinggal di dalam rumahnya di Desa Khimber di Srinagar untuk memulihkan luka-luka yang dideritanya.
Saleema Bano (58) juga mengalami serangan beruang hitam saat tengah berkebun bersama putrinya di Desa Ladhoo di selatan Srinagar. Akibatnya, ia kehilangan mata kirinya.
Tahun lalu, Showkat Ahmed Khatana (50) tewas usai mencoba menyelamatkan adik laki-lakinya dari serangan beruang hitam dekat kediaman mereka di daerah Harwan di pinggiran Srinagar. Akibat serangan tersebut, sang adik mengalami cedera.
Selain beruang hitam, warga Kashmir juga mengalami serangan binatang buas lain: macan tutul.
“Waktu itu, saya sudah menyelesaikan pekerjaan rumah. Saatnya pergi berladang. Saat saya berjalan keluar, saya melihat sesuatu yang aneh,” kisah Zamrooda, yang mengalami serangan macan tutul di desanya di Srinagar tahun 2009 silam. “Ia (macan tutul) lalu menerkam saya, mencabik-cabik pakaian saya hingga saya berdarah dan tak dapat bergerak.”
Namun, instingnya sebagai seorang ibu rupanya mengalahkan ketakutannya. “Mendadak, saya ingat anak saya ada di luar. Saya berjuang agar bisa lepas dari si macan tutul dan lari mengejar anak saya. Tapi ia (si macan tutul) lebih cepat. Ia menerkam anak saya! Saya segera meraih ranting pohon terdekat dan memukul mulut si macan tutul itu, dan menarik anak saya dari mulutnya,” Zamrooda menceritakan pengalamannya yang menegangkan saat menyelamatkan putranya yang ketika itu berumur 4 tahun.
Kini, tiap kali keluar rumah, terutama di malam hari, warga Kashmir membekali diri mereka dengan membawa senjata apapun untuk melindungi diri dari kemungkinan serangan binatang buas.
Habitat Binatang Buas Kian Terdesak
Terletak dikelilingi puncak pegunungan dan dataran tinggi, wilayah Kashmir menjadi saksi bisu akan perubahan cepat yang terjadi di sana: hamparan sawah yang luas telah berganti menjadi perkebunan apel dan pemukiman baru bermunculan di area lembah dan hutan. Penggundulan hutan dan perubahan iklim juga menambah kesengsaraan, membuat habitat binatang buas kian menyempit.
Baca Juga: Seekor Jaguar Yang Selamat Dari Kebakaran Brasil dikembalikan Ke Habitatnya
Sebagai akibatnya, binatang buas menyambangi pemukiman manusia untuk mencari makanan dan tempat berlindung.
“Binatang pun menyesuaikan diri dengan perubahan ini,” ujar Rashid Naqash, kepala penjaga satwa liar di Kashmir. “Dan menariknya, mereka kini dapat mencari makanan dan tempat tinggal dengan mudah di perkebunan buah-buahan dan hutan di kaki bukit tempat manusia bermukim.”
Sebelumnya, terang Naqash, beruang hitam biasanya akan berhibernasi selama musim dingin. “Tapi sekarang, mereka aktif bahkan selama musim dingin yang keras dan berkeliaran mencari mangsa sepanjang tahun.”
Baca Juga: Petugas Kebun Binatang Tewas Diserang Beruang di Shanghai
Konflik antara manusia dan binatang buas ini juga meningkat lantaran populasi binatang buas meningkat seiring nyaris terhentinya perburuan terhadap binatang buas akibat situasi keamanan yang mencekam dengan kehadiran tentara India di kawasan hutan. Beruang kini juga memiliki akses mudah ke makanan dari limbah dapur tentara yang tinggal di dalam hutan.
Yang menyedihkan, habitat binatang di dalam hutan pegunungan kini juga terpecah-pecah dengan kehadiran pagar kawat berduri sepanjang ribuan kilometer, juga patroli puluhan ribu tentara India.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.