ADDIS ABABA, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menegaskan pihaknya akan segera melakukan serangan ke wilayah Tigray.
Hal itu diungkapkan Abiy setelah tenggat waktu 72 jam untuk menyerah yang diberikan kepada gerilyawan Front Kemerdekaan Masyarakat Tigray (TPLF).
Abiy menegaskan serangan tersebut sebagai fase akhir dari penegakan hukum operasi militer di Tigray.
Baca Juga: Sidang Kasus Korupsi Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy Segera Digelar
“Gerbang perdamaian yang sudah dibuka untuk TPLF melangkah masuk kini sudah sepenuhnya ditutup,” tulis Abiy di Twitter miliknya, Kamis (26/11/2020) dikutip dari CNN.
Abiy pun mengungkapkan bahwa ada ratusan pasukan TPLF dan milisi bersenjata anggita mereka sudah berada di Ibu Kota Tigray, Mekelle.
Meski akan melakukan penyerangan Abiy berjanji tak akan melukai penduduk sipil yang tak bersalah.
Baca Juga: Kekuasaan Kim Jong-Un Rupanya Terancam oleh Gerakan Revolusi Bawah Tanah
“Perhatian yang lebih akan dilakukan untuk melindungi penduduk sipil yang tak bersalah dari bahaya,” tulisnya.
“Kami menyerukan kepada orang-orang Mekelle untuk melucuti senjata, tinggal di rumah, menjauh dari target militer dan mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan,” tambah Abiy.
Ratusan orang dikabarkan terbunuh dan ribuan lainnya dipaksa keluar dari rumah mereka setelah tentara Etiophia mengambil alih sejumlah kota di Tigray dari TPLF.
Baca Juga: Publikasikan Video Kemarahan Terhadap Guru yang Dipenggal, Masjid Ini Ditutup 6 Bulan
Tiga perwakilan dari Persatuan Afrika telah tiba di Ibu Kota Addis Ababa untuk menjadi perantara untuk pembicaraan perdamaian.
Tetapi Pemerintah Ethiopia sejauh ini menolak usaha mediasi, dengan mengatakan bahwa ini masalah dalam negeri.
Ketiga perwakilan tersebut akhirnya juga tak diizinkan berpergian ke Tigray.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.