WINA, KOMPAS.TV - Pihak berwenang Austria telah mengidentifikasi pelaku penembakan di kota Wina sebagai Fejzulai Kujtim. Ia adalah seorang pria Austria berusia 20 tahun yang berasal dari kota St. Poelten yang merupakan ibukota negara bagian Niederoesterreich, 33 mil sebelah barat Wina.
Dia ditembak mati oleh polisi ketika melakukan serangan pada Senin (2/11/2020) malam.
Sedikitnya empat orang tewas dan 22 lainnya luka-luka, termasuk seorang polisi yang sekarang dalam kondisi stabil, setelah dilakukan tindakan operasi.
Kanselir Austria Sebastian Kurz mengkonfirmasi pria bersenjata itu lahir di Austria dan memiliki latar belakang keluarga dari Makedonia Utara. "Yang kami tahu adalah dia pendukung ISIS," katanya seperti dikutip CNN.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu pada hari Selasa. Mereka menyebut sang penembak sebagai Abu Dujana Al-Albany dan mengklaim bahwa dia menggunakan dua senjata, yaitu satu senapan mesin dan pisau.
Baca Juga: Penembakan di Wina, Austria Seharusnya Bisa Dicegah, Seandainya…
Belum lama ini, Kujtim ternyata juga pernah berurusan dengan polisi. Dia dijatuhi hukuman 22 bulan penjara pada 25 April 2019 karena berusaha melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer mengatakan, pada 5 Desember 2019, dia dibebaskan lebih awal dengan pembebasan bersyarat.
Seperti dikutip dari CNN, pengacara Nikolaus Rast, yang mewakili Kujtim pada 2019 mengatakan dia tampak pendiam dan agak tertutup pada saat itu.
"Saya terakhir melihatnya lebih dari setahun yang lalu. Dan ketika saya mengenalnya saat itu, saya bisa mengatakan, dia seperti kehilangan jiwa. Dia terkesan seperti sedang mencari tempat," kata Rast.
"Tak seorang pun akan mengira dia mampu melakukan hal seperti ini, apalagi mencurigainya. Jika dicurigai, pemerintah pasti melakukan sesuatu jauh lebih awal, karena pada prinsipnya kami memiliki sistem yang berfungsi relatif baik di Austria," tambahnya.
Baca Juga: Situasi di Wina Berangsur Pulih, ISIS Klaim Bertanggung Jawab
Asosiasi Deradikalisasi Austria, DERAD, mengatakan Kujtim telah dibebaskan dari penjara pada Juli 2020. Dia diperintahkan untuk ikut dalam program deradikalisasi.
Investigasi terus berlanjut
Polisi menangkap dua pria pada Selasa, dari kota tempat Kujtim berasal. Pemerintah Austria tengah berusaha untuk memastikan, apakah dia adalah bagian dari jaringan yang lebih luas.
Kedua pria yang ditangkap berusia antara 20 dan 25 tahun dan tinggal bersama kerabat. Kedua pemuda itu memiliki akar keturunan dari Makedonia Utara dan Chechnya.
Keduanya dikatakan pernah melakukan kontak dengan pelaku penyerangan di Wina.
Selain itu, polisi di Swiss juga menangkap dua warga Swiss sehubungan dengan serangan pada Selasa malam itu. Namun belum dikonfirmasi apa hubungan mereka dengan Kujtim.
Baca Juga: Pasca-penembakan, Polisi Tutup Sejumlah Lokasi di Kota Wina
Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer mengatakan, telah menangkap 14 tersangka terkait kasus ini, setelah menggeledah 18 rumah di Wina dan Niederoesterreich.
Namun hingga saat ini, tidak ada indikasi adanya pelaku kedua dalam serangan Senin lalu.
Orang-orang telah kembali ke jalan di pusat kota Wina pada Rabu (4/11/2020), meskipun pembatasan pandemi virus corona membuat banyak orang bekerja dari rumah.
Beberapa orang meletakkan bunga dan menyalakan lilin di tugu peringatan darurat kepada para korban di jalan-jalan tempat serangan berdarah itu terjadi.
Sejumlah besar polisi dan militer ditempatkan di daerah itu pada Rabu, tetapi suasana tampak tenang dan banyak toko telah dibuka kembali.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.