Penurunan jumlah pemilih kulit hitam ini turut berkontribusi pada kemenangan Trump terhadap Hillary Clinton di pemilu 2016.
Jalan Biden menuju kemenangan harus mencakup kota-kota mayoritas kulit hitam, seperti Philadelphia dan Detroit. Selain itu, kota-kota yang juga sangat penting adalah Pennsylvania dan Michigan.
Baca Juga: Biden: Saya Akan Beralih dari Bahan Bakar Minyak
"Realitas sejarah sekaligus budaya bagi komunitas kami adalah bahwa Hari Pemilu mewakili tindakan politik kolektif, dan ini merupakan kelanjutan dari perjuangan kami untuk mendapatkan kewarganegaraan penuh di negara ini," kata Adrianne Shropshire, direktur eksekutif BlackPAC.
BlackPAC merupakan organisasi independen yang dipimpin kaum kulit hitam. Mereka menggunakan kekuatan politik dan pemilihan umum untuk mengubah sistem ekonomi, keadilan, dan politik di AS.
"Para pemilih kulit hitam muncul dengan cara yang tidak mereka lakukan pada tahun 2016 dan kami dapat mengambil hati mereka dalam hal itu," tambah Shropshire.
Di Detroit, para pejabat memproyeksikan jumlah pemilih akan meningkat sebanyak 50% dibanding pemilu 2016. Namun tetap lebih rendah dari 2008 ketika pencalonan Obama mencatat rekor partisipasi pemilih kulit hitam.
Baca Juga: Tolak Tuduhan Trump, Biden: "Trump Putus Asa!"
Penyelenggara akar rumput di wilayah Philadelphia telah menghabiskan waktu berbulan-bulan melibatkan pemilih potensial. Banyak dari mereka yang akan memberikan suara untuk pertama kalinya pada Hari Pemilihan.
"Sebagian besar pemilih kulit hitam di Philadelphia bersikap skeptis terhadap pemungutan suara melalui surat," kata Joe Hill, seorang veteran Partai Demokrat.
"Banyak dari kita yang sudah mendapatkan surat suara. Tapi Hari Pemilihan selalu menjadi segalanya di Philadelphia," kata Hill.
Biden juga sangat kontras dengan Trump tentang tanggapannya atas pembunuhan yang dilakukan polisi terhadap Breonna Taylor di Kentucky dan George Floyd di Minneapolis. Kematian mereka memicu gerakan protes besar dengan slogan “Black Lives Matter”.
Biden menanggapi kematian Breonna Taylor dan George Floyd dengan mengakui rasisme sistemik yang melingkupi kehidupan Amerika. Sementara Trump menekankan dukungannya kepada polisi dengan dalih menjaga hukum dan ketertiban.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.