KOMPAS.TV - Kucing kerap mendekati seseorang lalu menggosokkan kepalanya ke orang itu.
Di kesempatan lain, kucing juga sering menggesekkan kepalanya pada benda tertentu.
Lantas, mengapa hal itu kerap dilakukan? bagaimana penjelasan soal perilaku hewan berkumis panjang ini?
Kebiasan menggosokkan kepala itu disebut sebagai head butting atau menandai wajah.
Baik kucing liar dan kucing peliharaan memiliki kebiasaan ini.
Mengutip Treehugger, kucing menggesekkan kepalanya untuk meninggalkan feromon.
Feromon ini terdapat di kelenjar yang terletak di berbagai bagian tubuhnya, seperti pipi, bibir, hidung, dahi, dan telinga.
Baca Juga: Ramai Soal Bulu Kucing Diwarnai, Bolehkah? Begini Penjelasan Veteriner
Hal ini penting dilakukan karena kelompok kucing di alam liar sangat memerhatikan aroma.
Mereka sengaja menggosokkan kepala mereka untuk meninggalkan bau familiar yang memberi rasa aman.
Dengan feromon yang tertinggal itu, kucing juga dapat menelusuri kembali rute ke tempat berburu atau tempat kesukaannya mengikuti aroma.
Tindakan menggesekkan kepala juga menunjukkan kucing hendak menyapa dan menunjukkan kasih sayang.
Induk kucing kerap melakukan hal ini pada anaknya.
Tak berhenti di situ, kucing peliharaan bisa juga menandai tempat kesukaannya dengan menggaruk atau meninggalkan urin, mengencinginya.
Namun, contoh terakhir ini hanya terjadi bila kucing memiliki masalah perilaku.
Dengan bebauan penanda ini, kucing dengan aroma berbeda yang datang ke wilayah itu akan dianggap sebagai hewan asing dan akan diusir.
Baca Juga: Kucingmu Suka Membawakan Bangkai? Ternyata Ada Maksud di Balik Perilaku Ini
Dalam sebuah studi tentang perilaku kucing, para peneliti menyemprotkan feromon kucing ke tempat-tempat di mana kucing telah menandai wilayah mereka.
Hasilnya, 80-90 persen kucing kembali menandai area tersebut untuk menghilangkan bau asing itu.
Perilaku menyundul ini juga dikenal sebagai allorubbing.
Itu adalah istilah umum bagi dua hewan dari spesies yang sama saat menggosokkan tubuh satu sama lain.
Kucing bakal mengeong saat melihat kucing atau orang yang ia kenal mendekat.
Mereka juga sering mengangkat ekornya secara vertikal dan menundukkan kepala dalam-dalam saat berdekatan.
Ketika dua kucing dari satu kelompok terpisah dan kembali bertemu, mereka kerap mengeong, saling menyundul, dan allorubbing.
Perilaku ini aman dan sehat bagi kucing.
Namun, kucing juga bisa saja menekan atau mendorong kepala ke dinding atau benda keras lain.
Keduanya adalah perilaku berbeda.
Tindakan menekan atau mendorong kepala ke benda keras bisa jadi tanda kucing mengalami masalah medis yang serius.
Baca Juga: Berencana Memelihara Kucing? Wajib Persiapkan 7 Hal Berikut
Melansir petmd.com, tindakan menekan kepala ke dinding atau benda keras lain umumnya menandakan ada kerusakan di sistem syaraf mereka.
Hal ini bisa disebabkan berbagai hal, termasuk penyakit prosencephalon (kerusakan otak depan dan bagian otak thalamus) atau keracunan.
Tanda lain kucing mengalami penyakit semacam itu adalah mondar-mandir, kejang, refleks yang rusak, perubahan perilaku dan masalah penglihatan.
Bila mengalami masalah seperti itu, pemilik kucing mesti segera memeriksakan peliharaannya.
Diagnosis adalah hal penting sebelum memberi obat atau melakukan terapi pada kucing.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.