YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Penggunaan ponsel dan peralatan digital lainnya merupakan hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari memasang alarm untuk bangun pagi hingga menonton berita di televisi.
Orang Amerika menghabiskan rata-rata empat jam untuk menonton TV dan sekitar tujuh setengah jam untuk perangkat digital lainnya. Tidak mengherankan, begitu banyak waktu menatap layar membuat sebagian orang merasa stres.
Solusinya mungkin detoks digital, yang dapat memberikan bantuan dari tekanan koneksi konstan ke perangkat elektronik.
Penelitian menemukan bahwa detoksifikasi digital bahkan dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, hubungan, dan suasana hati.
Dilansir Cleveland Clinic, psikolog Kia-Rai Prewitt, PhD menjelaskan manfaat dan cara tepat melakukan detoks digital.
Yang dimaksud detoks digital adalah istirahat sejenak dari penggunaan perangkat elektronik atau media tertentu dalam jangka waktu tertentu, mulai dari beberapa hari hingga beberapa bulan.
Tetapi spesifiknya berbeda untuk masing-masing orang. Hal-hal yang dihindari orang selama detoks digital mungkin termasuk memeriksa email, bermain video game, menggulir media sosial, pesan teks, menggunakan smartphone atau tablet, menonton berita atau program TV lainnya, serta detoks media sosial.
Baca Juga: Stres dan Depresi Saat Liburan? Ini Gejala dan Cara Mengatasinya Menurut Pakar
Beristirahat sejenak dari melihat atau terlibat dalam media sosial adalah bentuk detoks digital yang paling populer.
“Media sosial menghubungkan kita dengan orang lain dalam banyak cara yang bermanfaat,” kata Prewitt.
"Tetapi pada saat yang sama, itu juga dapat memiliki efek yang tidak sehat pada orang-orang."
Pengalaman media sosial yang negatif dapat memicu kecemasan dan depresi serta memengaruhi harga diri. Ini termasuk marah atau kesal tentang konten yang diposting, cyberbullying (perundungan verbal online), takut kehilangan, perasaan terisolasi, serta perbandingan sosial.
Melakukan detoks digital adalah cara yang bagus untuk mengetahui apakah teknologi menghalangi seseorang untuk menjalani kehidupan terbaiknya.
Hasilnya bisa sangat luas, mulai dari menjadi lebih produktif di tempat kerja hingga memperdalam hubungan Anda dengan keluarga dan teman.
Berikut sejumlah manfaat detoks digital:
1. Fokus lebih tajam
Dengan seringnya bunyi bip dan pemberitahuan pop-up pada perangkat elektronik, perhatian Anda akan mudah teralihkan dari apa yang terjadi di sekitar Anda, kata Prewitt.
Selama detoks digital, Anda mungkin menemukan bahwa Anda lebih memperhatikan lingkungan sekitar Anda. Otak Anda dapat berkonsentrasi lebih baik pada tugas-tugas Anda.
2. Mengurangi stres
Bagi sebagian orang, terlalu banyak informasi bisa membuat stres. “Saya telah bekerja dengan beberapa orang yang benar-benar kesal karena menonton berita berjam-jam,” kata Prewitt.
“Begitu mereka mengurangi konsumsi berita dan mulai melakukan sesuatu yang lain, mereka merasa lebih tenang.”
3. Interaksi sosial yang lebih baik
Menghilangkan gangguan digital menciptakan lebih banyak kesempatan untuk memperhatikan orang-orang di sekitar Anda.
Misalnya, tanpa perangkat saat makan malam, Anda secara alami berinteraksi dan terhubung lebih banyak dengan keluarga Anda.
Anda juga memiliki kesempatan untuk bertemu seseorang yang baru di antrean checkout. Dan jika SMS dilarang, Anda cenderung mengangkat telepon untuk mengobrol dengan teman.
4. Lebih banyak kontrol waktu
Pernah merasakan dorongan yang luar biasa untuk memeriksa ponsel cerdas Anda atau membuka media sosial? Kamu tidak sendiri.
Baca Juga: Stres Picu Timbul Eksim, Ini 6 Tips Mencegahnya
Rata-rata, orang Amerika memeriksa ponsel cerdas mereka 96 kali sehari dan menghabiskan lebih dari dua jam di media sosial.
Bagi banyak orang, memeriksa ponsel atau media sosial mereka setiap kali ada beberapa menit gratis adalah tindakan refleks yang tidak didasarkan pada kebutuhan nyata apa pun. Beristirahat dari perangkat digital atau media membantu Anda memerangi penggunaan kompulsif.
“Saya terputus dari Facebook untuk jangka waktu tertentu ketika saya sedang belajar untuk ujian lisensi saya. Itu sangat membebaskan, karena saya tidak menanggapi peringatan," kata Prewitt.
“Meskipun saya mulai menggunakan Facebook lagi, saya tidak menggunakannya sebanyak itu. Saya masih logout setiap hari jadi saya tidak terganggu oleh peringatan. Saya memeriksanya ketika saya ingin memeriksanya. Ini melegakan karena saya tidak terlalu terpengaruh dengan apa yang sedang terjadi.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.