YOGYAKARTA, KOMPAS. TV – Terkadang seseorang tanpa sadar memakan terlalu banyak cemilan selama menonton pertandingan sepak bola yang menegangkan, atau meraih sepotong cokelat tambahan saat merasa sedih atau bosan.
Kedua hal tersebut bisa menjadi contoh makan emosional.
Pertama, makan emosional adalah mekanisme yang sangat normal dalam menanggapi perasaan yang kuat.
"Definisi teknis makan emosional adalah makan untuk melarikan diri, mati rasa, mengubah, atau memperkuat perasaan kita," kata psikolog Susan Albers, PsyD, seperti dilansir Cleveland Clinic.
Makan emosional juga sesuatu yang sangat umum.
"Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 75% dari semua makanan kita didorong oleh emosi," kata Dr Alber.
“Kami makan bukan karena lapar, tapi karena bosan, stres, atau cemas.”
Ada hubungan biologis antara makan emosional dan stres – yaitu bahwa tubuh mulai memproduksi hormon kortisol ketika mulai merasa khawatir atau kesal.
Kortisol membuat kita menginginkan makanan manis, berlemak, atau asin.
Makan emosional memiliki banyak akar penyebab, antara lain:
1. Diet
Diet sering menyebabkan makan emosional, karena mencoba mengurangi hal-hal yang tidak sehat sering kali berarti Anda membatasi seberapa banyak Anda makan dan menghilangkan makanan tertentu.
"Makan terbatas adalah salah satu pemicu terbesar makan emosional," kata Dr Alber.
Baca Juga: Awas! Makanan Ini Jangan Dipanaskan Lagi
2. Kecemasan
Dia menambahkan, kecemasan adalah pemicu signifikan lain untuk makan emosional.
Tetapi banyak orang makan lebih banyak ketika mereka merasa cemas, yang lain justru tidak mempunyai nafsu makan.
“Mereka tidak makan karena mereka kehilangan nafsu makan,” kata Dr Alber.
“Emosi mereka begitu hebat dan begitu kuat sehingga mengusir atau menggantikan rasa lapar itu, dan mereka tidak lagi mendengarkannya. Ini bisa menjadi masalah karena kita membutuhkan makanan untuk membantu kita mengatasi stres dan emosi.”
3. Tekanan situasional
Makan emosional juga bisa timbul dari tekanan situasional. Misalnya, pandemi Covid-19 mengganggu rutinitas dan menyebabkan isolasi dan kebosanan, menciptakan lingkungan yang ideal untuk makan emosional.
Sumber : Cleveland Clinic
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.