Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
(Dini Kurniasari)
YANGON, KOMPAS.TV - Menjadi salah satu monumen religius terpenting di dunia, Pagoda Shwedagon atau Shwedagon Paya merupakan tempat yang selalu masuk ke dalam daftar untuk didatangi oleh wisatawan bila menjelajah Myanmar.
Menempati area seluas 114 Ha di kawasan Singuttara Hill, Yangon, Pagoda yang memiliki nama resmi Shwedagon Zedi Daw ini juga merupakan salah satu pagoda terbesar di dunia.
Situs resmi UNESCO menyebutkan, Pagoda Shwedagon memiliki legenda yang dipercaya menjadi tempat penyimpanan dari bagian tubuh Buddha, yakni delapan helai rambut milik Gautama Buddha.
Selain itu tongkat Kakusandha, penyaring udara Konagamana, dan secarik kain jubah Kassapa, juga diyakini tersimpan di Shwedagon. Tidak hanya itu, pagoda ini juga diklaim menjadi pagoda tertua di dunia, karena dipercayai telah berdiri lebih dari 2600 tahun lalu. Hal ini menambah kesakralan dari pagoda.
Baca Juga: Leher Panjang, Rahasia Cantik Wanita Suku Kayan di Myanmar
Mengutip situs resmi wisata Shwedagon, Pagoda ini memiliki tinggi bangunan mencapai 110 meter. Shwedagon pagoda juga dikenal sebagai pagoda emas.
Bukan tanpa alasan, stupa pagoda ini berbentuk kubah setinggi 99 meter dan dilapisi dengan emas. Bagian atas stupa juga dihiasi dengan 4.531 berlian dan batu permata lainnya. Bahkan tingkat kemurnian berlian di bagian stupa bisa mencapai 72 Karat.
Untuk masuk ke dalam pagoda, wisatawan luar Myanmar, dikenakan biaya masuk sekitar 8000-10000 kyat, atau setara Rp 80.000-100.000.
Sebagai tempat ibadah, ada sejumlah aturan yang harus diikuti untuk masuk ke dalam pagoda. Salah satunya, pakaian yang digunakan harus sopan.
Apabila menggunakan celana pendek, wisatawan akan dipinjamkan kain atau sarung yang disebut Long Yi, untuk digunakan agar tubuh lebih tertutup.
Baca Juga: Persiapan "New Normal" di Sektor Pariwisata
Baik berwisata atau pun beribadah, dilarang juga menggunakan alas kaki untuk menjaga kebersihan. Oleh karena itu agak terasa tidak nyaman bagi telapak kaki jika berkunjung pada siang hari. Karena cuaca Yangon pada siang hari terasa sangat panas.
Disarankan, untuk berkunjung ke pagoda ini pada sore hari sampai senja tiba. Selain udara yang lebih bersahabat, pada saat senja, pengunjung juga akan disuguhkan pemandangan pagoda yang sedang berada di titik tercantiknya.
Dimana cahaya matahari senja, memantul pada bangunan pagoda yang berlapis emas. Ditambah lagi, lilin-lilin akan mulai dinyalakan, sehingga suasana magis akan semakin terasa menyelimuti siapapun yang menyaksikannya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.