Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Puncak Gunung Munara
Ketika menapakkan kaki di Gunung Munara, anda akan tercengang akan keindahannya. Hamparan hijau tersaji sepanjang mata memandang. Gunung Munara terdiri dari tiga puncak, yaitu Batu Belah, Taman Tikoro dan Batu Bintang. Selalu bersyukur diberi kesempatan oleh tuhan untuk menikmati ciptaanNya.
Kalian pernah dengar bahwa gunung mempunyai kesakralan dan misterinya sendiri?
Berikut pengalaman yang penulis dapatkan ketika mendaki Gunung Munara.
Saat saya melakukan pendakian, suami saya berkata kalau sebentar lagi akan sampai puncak. Saya tidak tahu kalau puncak yang dimaksud adalah bukit yang berbentuk batu karena saya belum pernah ke sini sebelumnya. Jadi saat saya menginjakkan kaki di tanah datar yang saya kira puncak, saya reflek berkata, "Kok pemandangannya cuma begini aja sawah-sawah gak bagus".
"Hush, jangan ngomong begitu lagian puncaknya yang itu", kata suami.
Tapi ternyata celetukan reflek dan tidak sengaja dari saya membawa sedikit malapetaka buat kami. Saat perjalanan turun dari puncak awalnya semua baik-baik saja. Tapi semakin turun saya menyadari kalau ada yang salah.
Perjalanan yang awalnya ramai tiba-tiba sepi dan tinggal kami berdua. Sepanjang perjalanan turun yang kami lihat sawah dan tidak ada orang sama sekali.
Padahal saat mendaki banyak warung-warung kecil yang berada di sisi kanan dan kiri. Saya mulai merasa apa jangan-jangan ini karena kata-kata saya. Suami yang menyadari kalau kami "disasarin" cuma berkata gak usah mikir yang aneh-aneh kita jalan terus saja. Di dalam hati saya berdoa dan minta maaf atas ketidaksengajaan yang telah saya lakukan.
Akhirnya setelah kami berjalan jauh, kami bertemu bapak-bapak dan ditunjukkan jalan menuju parkiran. Ternyata jalannya masih lumayan jauh. Kami memerlukan waktu dua kali lipat dari jalur turun yang seharusnya.
Lega rasanya saat saya tiba di parkiran. Ini menjadi pembelajaran berharga kalau kita harus bisa menghargai alam. Dimanapun kita berada, kita harus bisa menjaga ucapan yang keluar dari mulut kita.
(Cerita adalah opini dari penulis)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.