JAKARTA, KOMPAS.TV - Kain batik seringkali diidentikkan dengan harga yang mahal. Bahkan, untuk selembar kain batik, ada yang harganya mencapai jutaan rupiah.
Pendiri Rumah Batik Palbatu, Budi Dwi Harryanto menyebutkan, proses produksi yang tak mudah, menjadi salah satu faktor yang membuat harga batik melambung di pasaran.
Apalagi jika motif batik tersebut menggunakan teknik tradisional yang masih manual, maka membutuhkan durasi lebih dalam pembuatannya. Sehingga, harganya pun akan semakin mahal.
Baca Juga: UIPM Thailand Buka Suara Beri Gelar Doktor Honoris Causa ke Raffi Ahmad: Ia Punya Skill...
Berbeda dengan merek-merek yang menggunakan teknik print untuk membuat batik, mereka bisa lebih menghemat waktu dalam proses produksinya.
“Satu lembar kain batik itu kurang lebih bisa satu minggu hingga satu bulan, tergantung tingkat kesulitannya seperti apa,” kata Harry saat ditemui di Rumah Batik Palbatu, Jakarta Selatan, mengutip Kompas.com beberapa waktu lalu.
Namun bukan itu saja, menurut Harry, harga batik yang mahal bisa juga disebabkan karena penjualnya yang ingin mengambil untung besar.
Ia mengungkapkan, para pedagang batik belum tentu menjadi pengrajin yang membuat kainnya secara langsung.
Umumnya, pedagang hanya berorientasi pada keuntungan semata.
Sedangkan pengrajin batik, tentunya akan menjual karyanya untuk menyambung hidup.
Maka soal kualitas dan harga, umumnya akan lebih disesuaikan dengan modal yang mereka pakai.
“Kalau pedagang, dia hanya membeli dan mengumpulkan kain batik dengan harga yang murah, tapi dia jual mahal,” jelas Harry.
“Tindakannya bukan salah atau benar, tapi perannya itu secara tidak langsung memiliki andil harga batik jadi mahal, apalagi kalau sudah ada brand-nya ya,” sambungnya.
Lebih lanjut, Harry menegaskan, harga batik yang mahal, belum tentu mencerminkan keaslian kain batik tersebut.
Baca Juga: Konsorsium Masyarakat Banten untuk Demokrasi: Cagub Cawagub Harus Komitmen Tidak Mobilisasi ASN
Sebab, jika ingin mendapatkan kain batik yang asli, maka kamu harus mengetahui otentisitas proses pembuatannya yang menggunakan lilin batik dan canting.
“Jangan juga dijadikan patokan, kalau harga batik yang mahal itu sudah pasti asli, tidak juga. Itu lah pola pikir masyarakat sudah terbalik,” tutur Harry.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.