Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Eddy Soeparno Nilai Batalnya Investasi LG di RI Tidak Terkait Revisi UU TNI

Kompas.tv - 23 April 2025, 08:59 WIB
eddy-soeparno-nilai-batalnya-investasi-lg-di-ri-tidak-terkait-revisi-uu-tni
Ilustrasi. Batalnya investasi LG di Indonesia, disebut-sebut juga terkait dengan revisi Undang-Undang TNI yang memungkinkan militer aktif untuk merangkap jabatan. (Sumber: lgcorp.com)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV-  Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menilai, batalnya investasi konsorsium LG di Indonesia tidak berhubungan dengan revisi Undang-Undang TNI yang saat ini sudah disahkan.

Namun, ia menghargai jika ada pihak yang berpendapat bahwa hengkangnya perusahaan asal Korea Selatan itu karena pengesahan revisi UU TNI tersebut. 

“Saya, kok, tidak melihat ada relevansinya ke sana (RUU TNI), ya. Jadi, saya enggak berani berkomentar karena menurut saya benang merahnya itu enggak ada di situ,” kata Eddy kepada wartawan di Jakarta, Selasa (22/4/2025). 

“Saya belum melihat ada relevansi yang erat terkait dua hal tersebut karena keputusan investasi ‘kan dilakukan berdasarkan berbagai aspek, yang dasarnya adalah keekonomian dan komersial,” tambahnya seperti dikutip dari Antara

Baca Juga: LG Dikabarkan Batal Investasi di RI, Wamen ESDM: Saya Akan Cek Dulu

Menurutnya, keputusan membatalkan investasi senilai ratusan triliun rupiah, bisa jadi karena pesatnya revolusi teknologi dalam industri pengembangan baterai.

Pertimbangan lainnya, mungkin saja investor melihat dari bahan baku. Sebab, teknologi saat ini sudah beralih seperti dengan adanya alternatif lain selain baterai berbasis nikel.

“Hari ini kita bicara baterai nikel, sekarang sudah ada LFP (lithium iron phosphate), bahkan sekarang ada baterai yang sifatnya blade batter yang mana itu tahan goncangan, tahan panas, dan memiliki kemampuan untuk melakukan recharging (mengisi daya ulang) secara sangat cepat,” terangnya.

Eddy pun yakin Indonesia masih tetap menarik di mata investor, terutama untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik. 

Baca Juga: Diprotes AS, Hanif Dhakiri Sebut QRIS Bukan Sekadar Sistem Pembayaran tapi juga Kedaulatan Digital

Lantaran Indonesia merupakan pasar besar untuk konsumsi baterai dan juga merupakan salah satu basis produksi untuk ekspor baterai nantinya.

“Jadi, saya kira kita punya kemampuan untuk mengadopsi teknologi baterai, bisa memproduksi sendiri, memproduksi dengan mitra lain juga bisa. Dan tujuannya tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri kita, tetapi juga untuk kita lakukan ekspor,” tuturnya. 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x