JAKARTA, KOMPAS.TV - Harga emas kembali mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, yakni Rp2 juta per gram.
Lonjakan harga emas ini membuat masyarakat memburu logam mulia tersebut, bahkan sampai stoknya kosong di banyak tempat.
Namun, Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan mengimbau masyarakat untuk berinvestasi emas bukan hanya karena ikut-ikutan atau fear of missing out (FOMO).
Hal itu ia sampaikan dalam webinar OJK Institute bertajuk “Meneropong Masa Depan Pasar Emas Indonesia: Peran Strategis Bullion Bank” di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
“Dilihat juga pengaruh fundamental yang memengaruhi harga emas. Para investor harus berhati-hati untuk menilai hal ini, jangan ikut-ikut saja,” kata Damar seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: Ramai-Ramai Warga Beli Emas, BSI Tawarkan Layanan Cicil Emas, Bisa Beli tanpa Antre
Ia menegaskan, emas merupakan instrumen investasi yang bersifat jangka panjang, bukan untuk trading atau investasi jangka pendek.
Dalam jangka panjang, emas sudah terbukti nilainya mengikuti bahkan melampaui inflasi.
Harga emas juga melonjak di tengah ketidakpastian ekonomi global, geopolitik, tarif impor era Donald Trump, dan perang dagang.
Sejumlah analis juga memprediksi harga emas masih akan naik hingga akhir 2025, mencapai sekitar 3.400 dolar AS per troy ounce.
Namun, prediksi itu pun tetap tergantung pada kondisi global dan fundamental ekonomi.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.