JAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik global serta dalam negeri, investor memilih emas sebagai aset aman atau safe haven. Data tanggal 20 Maret menunjukkan, harga emas di Indonesia menembus Rp1.732.000 per gram, meningkat Rp19.000 atau sekitar 1,11 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Dengan posisi ini, harga emas telah mengalami kenaikan senilai Rp263.360 atau 18,33 persen sejak awal tahun 2025 (year to date/ytd), dan naik Rp618.360 atau 55,52 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan, kenaikan harga emas ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven, sehingga emas tetap menjadi pilihan utama investor sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian.
Baca Juga: KA Pasundan Lebaran jadi Favorit Penumpang, Surabaya-Bandung PP Cuma Rp88.000
BSI pun mencoba memberikan solusi investasi syariah yang aman, tahan terhadap inflasi, mudah dan memberikan kepastian untuk jangka menengah dan panjang.
“Kami selalu berkomitmen menghadirkan layanan yang terbaik dan produk-produk yang akan memberikan manfaat positif untuk nasabah. Salah satunya yakni BSI Gold yang merupakan produk dari layanan bank emas atau bullion bank BSI. Apalagi bila melihat tren harga emas dunia yang cenderung meningkat, investasi emas merupakan langkah yang tepat,” kata Anton dalam keterangan resminya, Jumat (21/3).
Anton mengungkapkan, harga BSI Emas Digital di platform BYOND by BSI per tanggal 20 Maret 2025 mencapai angka Rp1.732.000 per gram atau naik Rp 19.000 dari Rp 1.713.000 per gram pada 19 Maret 2025.
Baca Juga: Penukaran Uang Baru BI 2025 Dibuka Lagi Besok, Ini Tata Caranya Lengkap
Mengacu kepada harga emas Antam, harga emas mencapai Rp1.774.000 per gram pada 20 Maret 2025 atau naik Rp 15.000 dari Rp 1.759.000 per gram pada 19 Maret 2025.
Dia menegaskan, emas menjadi instrumen investasi yang tahan terhadap inflasi dan safe haven. Untuk itu, perseroan semakin masif menggarap potensial market yang cocok dengan model bisnis bank emas karena emas bisa dimiliki oleh seluruh segmen nasabah.
Pada 26 Februari lalu, BSI telah mendapatkan izin pelaksanaan bank emas. Izin bank emas mencakup penitipan emas dan perdagangan emas.
Baca Juga: Harga Emas Antam Terus Merangkak Naik, Sentuh Rp1.779.000 per Gram 21 Maret 2025
“BSI telah memiliki izin sebagai bank emas sehingga memungkinkan nasabah melakukan pembelian emas dengan harga yang terjangkau dan aman karena disimpan secara digital dan bisa ditarik menjadi emas batangan dengan cara yang mudah,” ungkapnya.
Dalam enam bulan terakhir harga emas naik sekitar 22 persen dari Rp1,45 juta ke Rp1,77 juta per gram. Kondisi ini juga berpengaruh kepada pertumbuhan bisnis emas BSI khususnya penjualan emas melalui platform digital BYOND.
Per 19 Maret 2025, penjualan BSI Emas Digital tumbuh secara YoY sebesar 240 persen dan secara secara MtD hampir 70 persen. Adapun untuk saldo BSI Emas Digital per 19 Maret 2025 tumbuh secara YoY sebesar 99 persen dan tumbuh secara secara YtD sebesar 28 persen.
Baca Juga: Punya Bisnis Bank Emas, Laba Pegadaian Diproyeksi Naik 13 Persen Tahun 2025
“Saat ini jumlah nasabah BSI Emas Digital hampir mencapai 200.000 nasabah. Dengan kondisi harga emas yang terus meningkat dan mendorong masyarakat untuk membeli emas, kami berekspektasi pertumbuhan nasabah BSI Emas Digital akan mencapai peningkatan 2 sampai 3 kali,” papar Anton.
Lebih lanjut, Anton menegaskan bahwa perseroan telah memiliki layanan bank emas, yakni BSI Emas Digital yang bisa diakses nasabah dengan mudah lewat BYOND by BSI. Nasabah juga dapat menarik atau mencetak emasnya melalui kantor cabang.
Ia menuturkan, BSI Gold dapat diakses dengan harga yang kompetitif karena bisa dimulai dengan 5 gram atau setara Rp8.617.300 yang dapat dilakukan dengan mekanisme cicil emas.
Baca Juga: KAI Investasi Rp10,79 T di PT INKA, Terbesar untuk Pengadaan 612 Unit Kereta SS New Generation
Emas yang dijual juga memiliki standar 99,99 persen dan harga jual serta harga beli yang lebih kompetitif. yang akan otomatis terkonversi ke dalam emas. Emas yang dijual juga memiliki standar 99,99 persen dan harga jual serta harga beli yang lebih kompetitif.
“Total omset bisnis emas BSI saat ini mencapai Rp28,7 triliun. Kami optimistis kehadiran BSI sebagai bank emas pertama di Indonesia akan menjadi new game changer untuk memberikan diversifikasi instrumen investasi syariah yang aman, mudah dan bisa diakses kapanpun dan di manapun,” tutupnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.