Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Bahas Elpiji 3 Kilogram, Direktur Kebijakan Publik Celios: Pernyataan Bahlil Sebabkan Kelangkaan

Kompas.tv - 6 Februari 2025, 21:51 WIB
bahas-elpiji-3-kilogram-direktur-kebijakan-publik-celios-pernyataan-bahlil-sebabkan-kelangkaan
Direktur Kebijakan Publik CELIOS, Media Wahyudi Askar, dalam Program ROSI, Kompas TV, Kamis (6/2/2025). (Sumber: Tangkapan layar)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV – Direktur Kebijakan Publik Celios, Media Wahyudi Askar berpendapat, kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram berawal dari pernyataan Menteri Energi, Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

Menurut Media, pangkal masalah dari kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram adalah larangan pengecer menjual gas bersubsidi tersebut.

“Justru pernyataan Pak Bahlil inilah yang menyebabkan kelangkaan, karena Pak Bahlil bilang bahwa pengecer tidak boleh lagi menjual ke masyarakat. Itu pangkal masalahnya,” kata Media dalam Program ROSI Kompas TV, Kamis malam (6/2/2025).

“Ketika itu terjadi, kelangkaan terjadi, karena pengecer tidak boleh (menjual), masyarakat mengejar pangkalan dan agen, di sinilah masalahnya,” ujarnya.

Baca Juga: Sidak Distribusi Elpiji 3 Kg, Sufmi Dasco: Syarat Pengecer Beralih ke Subpangkalan Mudah

Media menjelaskan, rantai distribusi gas elpiji 3 kilogram, mulai dari depot Pertamina hingga ke pengecer.

“Kalau kita lihat distribusi elpiji itu kan dari depot, ke SPBE, kemudian ke agen, pangkalan, dan pengecer. Yang disikat kan yang di bawah, pengecer. Tapi sebetulnya yang mengendalikan ini, itu ada di level agen,” ungkapnya.

“Kita tahu bahwa nggak semua agen adalah agen yang baik ya, sebagian agen, Pak Bahlil mention sendiri, sebagian agen itu bermasalah,” tambahnya.

Ada agen yang melakukan penimbunan, pengoplosan, dan memainkan distribusi ke rantai pasok, sehingga di beberapa kawasan terjadi kelangkaan dan harganya meningkat.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x