Zulhas menyampaikan, dengan musim tanam yang mundur maka musim panen baru akan terjadi pada Maret hingga puncaknya pada April sampai Juni.
Sehingga kalau masyarakat terus mencari beras premium lokal, maka harganya akan terus naik karena pasokannya terbatas.
“Tapi ya ada juga yang bilang, rasanya beda, udah biasa dengan beras yang ini (premium lokal). Misalnya beras Solo, beras Cianjur. Kalau enggak mau (beralih), nah risikonya naik terus,” tuturnya, dikutip dari laporan jurnalis KompasTV.
Adapun beras Bulog berasa dari beras impor. Dimana pada 2023 pemerintah mengimpor beras sebanyak 3,8 juta ton, lau pada tahun ini direncanakan impor 3,6 juta ton, dimana 500.000 ton sudah dalam perjalanan menuju Indonesia.
Sedangkan stok yang ada di gudang Bulog saat ini sebesar 1,4 juta ton.
Baca Juga: Bapanas Minta Masyarakat Tak Panic Buying Beras, Maret Harganya Turun karena Panen Raya
“Bulan depan sudah puasa, April Lebaran. Saya berharap kita kalau memang belum panen raya, paling kalau mau campur lah berasnya. Beras premium lokal degan beras Bulog. Masyarakat sudah ada yang sebagian pindah ke beras Bulog,” tuturnya.
Ia juga menegaskan tidak ada spekulan yang bermain dalam kenaikan beras saat ini, lantaran pasokannya yang memang kurang.
“Beras enggak ada spekulan, karena barangnya kan enggak ada, belum panen,” tandasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.