JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Perdagangan (Mendag) Zukifli Hasan menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi beras Bulog, baik yang komersial maupun beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
Ia menerangkan, beras Bulog tersedia di pasaran dan tidak ada kenaikan harga. Saat ini beras Bulog dijual dengan harga sekitar Rp14.000 per kg untuk beras komersial dan Rp55.000 per 5 kg untuk beras SPHP.
Sedangkan beras premium lokal, kata dia, harganya memang sedang tinggi.
“Beras premium lokal harganya naik kenapa? Biasa suplai kurang. Kalau kurang, belinya enggak kurang, ya pasti harganya naik,” kata pria yang akrab disapa Zulhas itu usai mengunjungi Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).
Baca Juga: Daftar Harga Pangan Nasional dan DKI Dua Pekan Jelang Puasa, Harga Beras Hingga Daging Sapi Naik
"Karena kita tanamnya geser. Mestinya September, Oktober, November, Desember sudah hujan. Nah hujannya kan baru (sekarang)," tambahnya.
Zulhas menyampaikan, dengan musim tanam yang mundur, maka musim panen diperkirakan baru akan terjadi pada Maret hingga puncaknya pada April sampai Juni mendatang.
Sehingga kalau masyarakat terus mencari beras premium lokal, kata dia, harganya akan terus naik karena pasokannya terbatas.
"Jadi sebetulnya kalau harga ini mahal, diharapkan masyarakat bisa beli yang alternatif. Berasnya bagus juga kok. Dari beras komersial Bulog atau SPHP," ujarnya.
“Tapi ya ada juga yang bilang, 'Rasanya beda. Saya udah biasa dengan yang ini (premium lokal).' Ya susah juga. Sudah biasa misalnya beras Solok, beras Cianjur. Enggak mau berpindah (beralih), memang risikonya yang premium lokal akan naik terus,” ujar Zulhas.
Baca Juga: ASEPEK Indonesia Minta Jokowi Serius Turunkan Harga Sembako dan Tidak Naikkan Tarif Listrik
Adapun beras Bulog berasal dari beras impor. Dia mengatakan pada 2023, pemerintah mengimpor beras sebanyak 3,8 juta ton.
Pada tahun ini, pemerintah berencana mengimpor hampir 3,6 juta ton beras, di mana 500.000 ton sudah dalam perjalanan menuju Indonesia.
Sedangkan, kata Zulhas, stok yang ada di gudang Bulog saat ini sebesar 1,4 juta ton.
“Bulan depan sudah puasa, April Lebaran. Saya berharap kita kalau memang belum panen raya, paling kalau mau, campurlah berasnya. Beras premium lokal degan beras Bulog. Masyarakat sudah ada yang sebagian pindah ke beras Bulog,” tuturnya.
Baca Juga: Sekjen IKAPPI Ungkap Beras Murah di Jakarta Kualitasnya Jelek dan Bau Karung
Ia juga mengatakan tidak ada spekulan yang bermain dalam kenaikan beras saat ini, lantaran memang pasokannya yang kurang.
“Beras enggak ada spekulan, karena barangnya kan enggak ada, belum panen,” tandasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.