JAKARTA, KOMPAS.TV - Pertamina buka suara soal kajian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang menyebut harga tiket pesawat mahal karena ada monopoli penjualan avtur atau BBM penerbangan.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan, pihaknya akan menunggu arahan dari pemerintah terkait tata laksana penyediaan avtur.
Lantaran KPPU telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah yakni kepada Kemenko Maritim dan Investasi.
"Karena rekomendasinya ditujukan kepada Kemenkomarves tentu kita akan melihat nanti arahannya bagaimana," kata Fadjar saat dihubungi Kompas.tv, Selasa (6/2/2024).
Baca Juga: KPPU Sebut Harga Tiket Pesawat Mahal karena Monopoli Penjualan Avtur
Garis besar rekomendasi KPPU kepada kementerian yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan itu adalah dorongan bagi implementasi open access pada pasar penyediaan dan/atau pendistribusian BBM Penerbangan.
Kemudian sistem multi provider BBM Penerbangan di bandar udara dengan kondisi-kondisi tertentu.
Tapi, Fadjar menegaskan, Pertamina sudah menjalankan bisnis penyediaan avtur sesuai ketentuan yang ada.
"Namun dapat kami sampaikan, Pertamina menjalankan bisnis avtur sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ditetapkan. Dan aturan untuk bisnis niaga avtur juga ada di Kementerian ESDM," ujar Fadjar.
"Saat ini mungkin baru Pertamina yang siap," tambahnya.
Baca Juga: Menhub Ungkap Penyebab Harga Tiket Pesawat Masih Mahal, dari Harga Avtur sampai soal Suku Cadang
Diberitakan Kompas.tv sebelumnya, Ketua KPPU M. Fanshurullah Asa mengungkap, pasar penyediaan BBM Penerbangan Indonesia memiliki struktur monopoli dan terintegrasi secara vertikal.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.