JAKARTA, KOMPAS.TV - CEO Google Sundar Pichai mengatakan kepada para karyawannya untuk bersiap menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK).
Perusahaan itu telah memecat lebih dari 1.000 pegawai sejak awal tahun ini. Namun jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah.
PHK dilakukan terhadap divisi perangkat keras, penjualan iklan, pencarian, belanja, peta, kebijakan, teknik inti, dan bahkan tim YouTube yang merupakan anak usaha Google.
"Kami memiliki tujuan yang ambisius dan akan berinvestasi pada prioritas-prioritas besar kami tahun ini, kenyataannya adalah untuk menciptakan kapasitas untuk investasi ini, kami harus membuat pilihan-pilihan sulit,” kata Pichai kepada seluruh karyawan Google dalam sebuah memo internal yang dibagikan Rabu (17/4/2024) waktu setempat, seperti dilansir Antara.
Baca Juga: Produsen Ban PT Hung-A PHK 1.500 Pegawai di Cikarang, Penjualan Menurun dan Pindah ke Vietnam
"Penghapusan peran ini tidak dalam skala pengurangan tahun lalu, dan tidak akan menyentuh setiap tim, namun saya tahu sangat sulit melihat rekan kerja dan tim yang terkena dampaknya,” tambahnya.
Tahun lalu, ia menyebut Google akan memangkas total 12.000 karyawan dalam beberapa waktu ke depan.
Pichai menyebut pengurangan pegawai ini untuk menyederhanakan struktur perusahaan dan membuat Google bergerak lebih cepat di beberapa lini bisnisnya.
"Banyak dari perubahan ini telah diumumkan, meskipun untuk lebih jelasnya, beberapa tim akan terus membuat keputusan alokasi sumber daya tertentu sepanjang tahun ini jika diperlukan, dan beberapa peran mungkin akan terkena dampaknya," tulisnya.
Sebelumnya, serikat pekerja Alphabet, induk Google, telah melakukan protes atas badai PHK tersebut.
Baca Juga: Profil PT Hung-A yang PHK 1.500 Karyawan: Pasok Ban ke Dunlop hingga Ekspor ke Berbagai Negara
Google pada awalnya mengatakan akan mengurangi beberapa ratus pekerja di bidang teknik, perangkat keras, dan tim asisten, meskipun sebagian besar dampaknya menimpa divisi perangkat keras augmented reality perusahaan.
Serikat pekerja menyebut PHK ini mengikuti janji para eksekutif Google dan Alphabet untuk mengurangi biaya.
Setahun yang lalu, Google mengatakan akan memberhentikan 12.000 karyawan, sekitar 6 persen dari tenaga kerjanya.
Pada hari yang sama ketika berita pemotongan tersebut tersebar, Google mengumumkan mereka akan menghentikan 17 fitur Asisten Google yang “kurang dimanfaatkan”, termasuk memutar buku audio, mengirim email, atau memulai sesi meditasi dengan Calm lewat perintah suara.
Baca Juga: Universal Music Group yang Naungi Taylor Swift hingga Billie Ellish akan PHK Ratusan Pegawai
Dalam sebuah posting di X – yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter – Serikat Pekerja Alphabet menggambarkan PHK tersebut sebagai “satu putaran PHK yang tidak perlu”.
"Anggota dan rekan tim kami bekerja keras setiap hari untuk menciptakan produk hebat bagi pengguna kami, dan perusahaan tidak dapat terus memecat rekan kerja kami sambil menghasilkan miliaran dolar setiap kuartal," tulis serikat pekerja tersebut, seperti dilansir The Guardian, 11 Januari 2024.
"Kami tidak akan berhenti berjuang sampai pekerjaan kami aman!”
Google mengalami rekor pertumbuhan pada masa-masa awal pandemi virus corona, namun perlu menyesuaikan prediksi bisnisnya karena ekspansi tersebut melambat selama setahun terakhir.
Google bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang mengalami itu.
Meta – perusahaan induk Facebook, Instagram dan WhatsApp – telah memangkas lebih dari 20.000 pekerjaan.
Baca Juga: Spotify PHK 1.500 Karyawan karena Terus Merugi dan Berat Bayar Cicilan Utang
Lalu Spotify mengatakan pada Desember lalu bahwa mereka memecat 17 persen tenaga kerja globalnya, yang merupakan PHK putaran ketiga layanan streaming musik tersebut pada 2023 sebagai upaya untuk memangkas biaya dan meningkatkan profitabilitasnya.
Pada Januari 2024, Amazon memberhentikan ratusan karyawan di unit Prime Video dan studionya.
Perusahaan juga akan memberhentikan sekitar 500 karyawan yang bekerja di platform streaming langsung Twitch. Amazon telah memangkas ribuan pekerjaan setelah lonjakan perekrutan selama pandemi.
Pada Maret 2023 misalnya, perusahaan milik Jeff Bezos itu mengumumkan rencana untuk memberhentikan 9.000 karyawan, ditambah 18.000 karyawan yang dikatakan akan diberhentikan pada Januari 2024.
Baca Juga: Lazada Singapura PHK Ratusan Pegawai, Pesangon Lebih Rendah dari Shopee dan Grab
Sementara iklan Google kini terjebak dalam persaingan sengit dengan Microsoft karena kedua perusahaan berusaha untuk memimpin dalam domain kecerdasan buatan.
Raksasa perangkat lunak perkantoran itu telah meningkatkan penawaran kecerdasan buatannya untuk menyaingi Google.
Pada September lalu, Microsoft memperkenalkan fitur Copilot yang menggabungkan kecerdasan buatan ke dalam produk seperti mesin pencari Bing, browser Edge, serta Windows untuk pelanggan korporatnya.
Sumber : Antara, The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.