JAKARTA, KOMPAS.TV - Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada November 2023 sebesar 400,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.231,5 triliun (asumsi kurs Rp15.544).
Jumlah itu naik 2% dibanding November 2022 (year on year/yoy).
Asisten Gubernur Bank Indonesia, Erwin Haryono menjelaskan, kenaikan ULN terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik.
"Selain itu, posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global termasuk Rupiah, yang berdampak pada meningkatnya angka statistik ULN Indonesia valuta lainnya dalam satuan dolar AS," kata Erwin dalam keterangan resminya, Senin (15/1/2024).
Erwin merinci, posisi ULN pemerintah di bulan November 2023 sebesar 192,6 miliar dolar AS atau tumbuh 6% (yoy).
Baca Juga: Menakar Rasio Utang Indonesia yang Ideal
Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional, dalam bentuk Sukuk Global.
Menurut Erwin, hal itu karena sentimen positif kepercayaan pelaku pasar sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel," ujarnya.
Ia menjelaskan, pemanfaatan ULN pada November 2023 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah dan perlindungan masyarakat.
Sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah tantangan ketidakpastian perekonomian global.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.