JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berkomentar soal longspan atau jembatan rel LRT Jabodebek dari Jalan Gatot Subroto ke arah Kuningan.
Erick mengatakan, perbaikan jalur LRT Jabodebek sudah selesai dilakukan kalaupun ada kesalahan desain. Menurut Erick, kecepatan LRT yang hanya 20 km per jam saat menikung adalah hal yang wajar.
"Dan awalnya memang diperbaiki, tapi sudah. Sudah selesai. Tidak juga kecepatannya 80 km, pas belokan 80 km. Bukan MotoGP. Kalau MotoGP kita belok cepat, penumpangnya miring semua, kan itu enggak mungkin," kata Erick usai menghadiri acara peresmian Indonesia Arena di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Senin (7/8/2023).
Ia menyampaikan, selain itu saat ini masih terus dilakukan upaya agar pintu kereta dan pintu stasiun LRT bisa presisi saat berhenti. Hal tersebut dilakukan oleh Siemens yang mengembangkan software untuk LRT.
"Yang sedang disinkronisasi berhentinya kereta dan pintu gerbangnya. Itu yang dilakukan oleh Siemens. Keretanya INKA tapi software-nya Siemens," ujar Erick.
Baca Juga: Longspan LRT Jabodebek Disebut Salah Desain, Menhub: Sudah Libatkan Konsultan Internasional
Pada kesempatan yang sama, Menteri Basuki menegaskan desain dan pembangunan longspan LRT Jabodebek sudah baik. Ia menambahkan, adalah hal yang wajar jika kereta melaju 20 km per jam di belokan itu. Basuki bilang, tidak hanya LRT, semua kereta juga seperti itu.
"Tapi bukan karena salah desain, hati-hati itu. Karena itu memang misalnya kalau di kota berapa kecepatannya, 30-40 km per jam. Kalau di tikungan 20 km per jam ya wajar," ucap Basuki.
"Mau kecepatan berapa lagi? Wong di lurus aja 30-40 km per jam. Jadi kalau di tikungan, semua kereta api pasti melambat," tambahnya.
Ia mengungkapkan, longspan dan keseluruhan proyek LRT sudah diuji oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Bentuk longspan yang dibangun saat ini, sudah sesuai agar tidak berdampak pada bangunan di sekitarnya.
"KKJTJ sudah melakukan uji waktu itu. Jadi semua oke. Karena ini bayangkan dari Warung Buncit ke Rasuna Said, itu kan 90 derajat. Kalau mau dilengkungkan panjang, hotel-hotel habis semua. Tapi kan ini masuk dalam koridor keselamatan transportasi," tuturnya.
Baca Juga: LRT Jabodebek Belum Sampai Bogor, Jokowi: Baru Tahap Pertama, Mestinya Enggak Hanya Sampai Cibubur
Sebelumnya Presiden Joko Widodo juga menegaskan, LRT adalah moda transportasi yang baru pertama kali ada di Indonesia. Sehingga jika ada kekurangan, menjadi suatu hal yang wajar.
"Kita harus ingat baru MRT pertama kali ada di Indonesia, LRT baru pertama kali ada di Indonesia, Kereta Cepat baru pertama kali ada di Indonesia," kata Jokowi usai menjajal LRT Jabodebek di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (3/8).
"Jadi kalau ada kekurangan, masih ada yang perlu dikoreksi, masih ada yang perlu dievaluasi, masih ada perbaikan-perbaikan sistem, saya kira wajar," tambahnya.
Namun, lanjutnya, perbaikan tetap dilakukan agar LRT bisa melayani penumpang dengan aman dan nyaman. Pernyataan ini ia sampaikan untuk menjawab pertanyaan wartawan soal salah desain longspan LRT dan kereta LRT yang spesifikasinya berbeda-beda.
"Sekali lagi, LRT ini pertama kali kita kerjakan. Kalau ada yang perlu dikoreksi, kalau ada yang perlu diperbaiki ya kita perbaiki. Jangan senang cari-cari kesalahan," tegasnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.