“Dari sisi ekonomi, ini pun lebih ekonomis dibandingkan harus bangun tiang. Ataupun memperbesar ruang bagi LRT. Dan itu dari sisi waktu tidaklah begitu banyak, karena toh tidak terlalu panjang longspan tersebut. Jadi dari sisi waktu tidak merugikan. Dan jika membangun tiang-tiang di tengah, maka akan jauh lebih mahal,” jelas Arya.
Dengan keberanian Indonesia membangun LRT tanpa masinis sendiri, ke depannya Indonesia tidak perlu lagi mengimpor teknologi serupa.
Baca Juga: MenPANRB Azwar Anas: Rekrutmen ASN Berjalan Fair dan Tidak Bisa Titipan, Dulu Keliru
“Masa kita mau impor terus. Kita ingin (diproduksi) di dalam negeri. Kita melakukan pembelajaran. Ini pembelajaran yang mahal, namun INKA ke depan semakin jago, membuat LRT yang bagaimana pun, dia akan sudah siap. Dan ini teknologi terbaru lagi,” tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan, mundurnya uji coba LRT Jabodebek untuk masyarakat umum bukan disebabkan masalah pada sistem kereta tersebut.
Ia menyatakan, hal itu dilakukan untuk menyiapkan semua aspek LRT Jabodebek sudah siap dioperasikan. Erick menyebut, pemeriksaan LRT Jabodebek dilakukan oleh konsultan internasional.
"Konteksnya jadi harus mundur uji coba untuk publik. Tapi apa itu ada problem yang di sistem kereta api? Enggak. Itu kan pakai Siemens (sistem software), konsultannya juga dari Inggris, ini lagi saling ngobrol, kan enggak apa-apa, saling cek," tutur Erick kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (1/8).
Erick mengatakan, adalah hal yang wajar jika sebuah proyek besar dilakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum beroperasi secara komersial.
Apalagi, LRT Jabodebek berjalan tanpa masinis. Ia pun menegaskan, keterlibatan Siemens pembuat software asal Jerman dan konsultan asal Inggris membuat kualitas LRT Jabodebek makin terjamin.
Baca Juga: Jokowi: MRT, LRT, Kereta Cepat Baru Pertama Kali Ada di Indonesia, Kalau Ada Kekurangan Wajar
"Jerman punya sistem kereta api yang luar biasa, Inggris juga punya, boleh dong ngobrol. Ini yang kita dorong, supaya masyarakat terlayani dengan baik. Check and balance itu biasa," ucap Erick.
"Dengan sistem yang sudah dipakai Siemens ini bagus, dan sudah enggak perlu dipertanyakan, di mana-mana pakai Siemens kok. Tapi konsultan dari Inggris-nya ingin cek sekali lagi, ya enggak apa-apa dong, enggak ada yang diumpetin kok, dan ini buat kebaikan masyarakat," sambungnya.
Tadinya, uji coba untuk masyarakat umum akan dilakukan pada 27 Juli, kemudian diundur jadi 29 Juli, dan diundur lagi jadi awal Agustus. Tapi sampai saat ini belum ada tanggal pastinya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.