JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Pusat Statistik mencatat, inflasi pada bulan Juli sebesar 0,21 persen secara bulanan (month to month/mtm), jika dibanding Juni 2023. Inflasi terjadi karena Indeks Harga Konsumen di bulan Juli 2023 lebih besar dari Juni 2023.
“Terjadi kenaikan IHK dari 115,00 pada Juni 2023 menjadi 115,24 pada Juli 2023,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/8/2023).
Sedangkan jika dilihat secara tahunan, BPS mencatat juga terjadi inflasi sebesar 3,08 persen di Juli 2023, jika dibanding Juli 2022.
“Tingkat inflasi tahunan (yoy) pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen atau terjadi peningkatan IHK dari 111,80 pada Juli 2022 menjadi 115,24 pada Juli 2023,” ujar Pudji.
Baca Juga: Tantang Airbus dan Boeing, Pabrikan Pesawat Asal China Buka Kantor Pertama di Indonesia
Menurutnya, inflasi tahunan Juli 2023 itu menunjukkan inflasi tahunan konsisten menurun sejak Maret 2023. Yaitu Maret 2023 sebesar 4,97 persen (year to year/yty), April 2023 sebesar 4,33 persen yty, Mei 2023 sebesar 4,00 persen yty, Juni 2023 sebesar 3,52 persen, dan Juli 2023 sebesar 3,08 persen yty.
Pudji mengatakan, inflasi bulanan Juli 2023 disumbang mayoritas oleh kelompok transportasi.
“Penyumbang inflasi terbesar pada Juli 2023 adalah kelompok transportasi dengan inflasi sebesar 0,58 persen (mtm) dan memberikan andil 0,08 persen,” tambahnya.
Kelompok penyumbang inflasi terbesar kedua adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau, dengan inflasi sebesar 0,22 persen (mtm) atau memberikan andil 0,06 persen.
Lalu kelompok pendidikan dengan inflasi sebesar 0,66 persen (mtm) atau memberikan andil 0,04 persen.
Baca Juga: Dicoret dari PSN di Era Jokowi, Kereta Cepat Jakarta-Surabaya akan Lanjut di Pemerintahan Berikutnya
Jika dilihat dari sisi komoditas penyumpang inflasi, maka tarif angkutan udara atau kenaikan tiket pesawat menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar. Yakni sebesar 0,06 persen, diikuti komoditas daging ayam ras dengan andil 0,04 persen, cabe merah 0,03 persen, dan bawang putih 0, 02 persen.
Komoditas biaya sekolah dasar, biaya sekolah menengah atas, dan biaya sekolah menengah pertama juga ikut andil dalam inflasi sebesar 0,01 persen. Pasalnya, bulan Juli adalah bulan masuknya siswa-siswi sekolah di Indonesia.
Sedangkan secara tahunan, kelompok transportasi masih menjadi penyumbang terbesar. Tapi komoditasnya adalah bensin, yang memberi andil sebesar 0,83 persen terhadap inflasi tahunan.
"Dari 90 kota sebaran inflasi berdasarkan wilayah, terdapat 77 kota yang mengalami inflasi, dengan 46 kota mengalami inflasi di atas inflasi nasional, dan 31 kota dibawah inflasi nasional. Sementara itu, 13 kota lainnya mengalami deflasi,” ungkap Pudji.
Kota Manokwari, Provinsi Papua Barat menjadi wilayah dengan inflasi tertinggi sebesar 1,43 persen (mtm), kemudian Kota Gunung Sitoli, Sumatera Utara yang tercatat sebesar 1,30 persen (mtm), lalu, Kota Luwuk, Sulawesi Tengah yang tercatat sebesar 0,73 persen.
Baca Juga: Tarif Baru Ngecas Mobil Listrik di SPKLU, Fast Charging Rp25.000, Ultrafast Charging Rp57.000
Sementara daerah yang tingkat deflasinya terbesar adalah Kota Tual, Provinsi Maluku sebesar 0,50 persen (mtm), Kota Sumenep, Provinsi Jawa Timur dan Kota Parepare, Sulawesi Selatan, masing- masing dengan deflasi sebesar 0,08 persen (mtm).
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.