JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan negara-negara berkembang berhak tumbuh menjadi negara maju.
Menurut Luhut, pesan itu perlu disuarakan oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia saat menghadapi berbagai tekanan dari blok-blok dagang yang dikuasai oleh negara-negara maju.
“Kami tidak menentang negara-negara maju, tetapi negara-negara berkembang punya hak untuk menjadi negara berpendapatan tinggi. Itu pesan penting yang harus disuarakan,” kata Luhut saat berpidato di acara Jakarta Geopolitical Forum Ke-7 2023 di Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Baca Juga: Luhut Ungkap Alasan Keputusan Pekerjakan Tenaga Kerja Asing di Proyek IKN
Dia menjelaskan negara-negara berkembang banyak yang memiliki sumber daya alam mineral melimpah. Hilirisasi sumber daya alam pun menjadi salah satu cara bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan pendapatan sekaligus pertumbuhan ekonominya.
Luhut menilai hal itu perlu dilakukan demi ‘naik kelas’ dari negara berpendapatan menengah (middle-income country) ke negara berpendapatan tinggi (high-income country) atau negara maju.
Luhut mencontohkan salah satunya mengenai nikel, Indonesia banyak mendapat keuntungan dengan memanfaatkan hilirisasi industri bijih nikel.
“Dari nickel ore (menjadi bahan) untuk membuat baterai, kemudian dari iron steel jika diurai lagi ke bawah ada banyak yang dapat diolah,” ujar Luhut.
“Dan itu membuka banyak pekerjaan, mencetak banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dan menciptakan banyak hal.”
Baca Juga: Luhut Soal Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik: Tidak Bisa Selesai Satu Periode Presiden
Oleh karena itu, dia mempertanyakan keputusan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang menentang kebijakan Indonesia melarang ekspor bahan-bahan mentahnya, termasuk nickel ore, ke luar negeri.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.