"Pasar Australia ini berbeda karena dia pasar negara maju," katanya.
Bob mengatakan, karakteristik pasar Australia umumnya lebih menyukai jenis SUV.
Namun, pasar di Negeri Kanguru juga terbagi lagi menjadi mobil berkapasitas mesin besar untuk di wilayah luar perkotaan dan mobil-mobil untuk di perkotaan.
"Tapi memang standarnya, engine-nya lebih besar sehingga butuh penyesuaian," katanya.
Bob juga menyebut pasar ekspor akan lebih mudah digarap jika pabrikan otomotif lainnya juga ikut menggarap pasar tersebut. Hal itu diharapkan juga akan memudahkan dari sisi logistik.
Baca Juga: Luhut Soal Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik: Tidak Bisa Selesai Satu Periode Presiden
Ia juga berharap ke depan akan ada kebijakan dan insentif untuk membantu industri bisa menggarap pasar Australia seperti permintaan pemerintah.
"Kita berharap policy dan insentif yang diberikan oleh pemerintah," ujar Bob.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono menyampaikan, produksi mobil hybrid Yaris Cross merupakan bagian dari komitmen Toyota Indonesia untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi karbon.
Kehadiran mobil hybrid juga memberikan lebih banyak pilihan model elektrifikasi dan kendaraan hemat bahan bakar bagi beragam lapisan konsumen.
“Yaris Cross buatan Indonesia dengan kandungan lokal 80 persen baik versi bensin maupun HEV juga ditujukan untuk pasar ekspor ke negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Asia, sehingga kami berharap dapat juga memberikan kontribusi ekonomi bagi bangsa Indonesia,” tuturnya.
Baca Juga: Kejar Target Operasi Agustus, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diuji Coba Pada Kecepatan 220 Km/Jam
Warih mengatakan, teknologi hybrid pada tipe Yaris Cross dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sebesar 45 persen. Yakni dari semula menghasilkan 143 CO2 gr/km menjadi hanya 78 CO2 gr/km.
Teknologi ini juga lebih hemat bahan bakar dengan penambahan daya tempuh sebesar 83 persen dari semula 16,6 km/liter menjadi 30,3 km/liter.
Toyota Indonesia pada tahun 2023 menargetkan ekspor Yaris Cross versi bensin dan HEV sebanyak lebih dari 22.000 unit ke negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Asia.
Adapun pada 2025, ditargetkan ekspornya bisa mencapai sekitar 40.000 unit.
Toyota Indonesia juga mencanangkan target peningkatan volume ekspor kendaraan bermerek Toyota sebesar 5 persen di angka 316.000 unit di penghujung tahun 2023.
Selain meningkatkan volume ekspor, pada tahun ini Toyota Indonesia juga akan melakukan ekspansi negara-negara tujuan ekspor produk buatan SDM bangsa terutama Kawasan Afrika yang semakin berkembang.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.