JAKARTA, KOMPAS.TV - Lailatul qadar adalah malam istimewa dan penuh ampunan, serta malam yang lebih baik dari 1.000 bulan. Lantas, kapan waktu malam lailatul qadar sudah terjadi?
Ustaz Dr Ahmad Sarwat, Lc, dalam bukunya Jaminan Mendapatkan Lailatul Qadar menjelaskan tentang malam lailatul qadar ini yang juga diperingati sebagai malam turunnya Al-Qur’an.
Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surat Al Qadar, surat ke-97 dalam Al-Qur'an.
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam Qadar itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS. Al-Qadar : 1-3)
“Para ulama menetapkan bahwa bila seseorang beramal salih di malam qadar itu, maka dia akan mendapat pahala seperti melakukannya dalam 1.000 bulan,” tulis Ustaz Ahmad Sarwat.
Berikut ini merupakan 6 tanda malam lailatul qadar telah terjadi dan mungkin tidak disadari oleh muslim.
Baca Juga: Bacaan Doa Malam Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah SAW
Ketika itu terjadi, maka pagi harinya dikabarkan pagi yang tenang dan hening. Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Lailatul qadar adalah malam tenteram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah.”
Ustaz Ahmad Sarwat lantas menjelaskan, ada juga hadis nabi yang menginformasikan ciri malam qadar adalah bila ada cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya.
Dasarnya dari hadis Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Keesokan hari malam qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan.” (HR. Muslim)
Malam lailatul qadar sudah terjadi dan terkadang, bagi yang mendapatkannya, malam itu terbawa dalam mimpi, seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum.
Dari sahabat Ibnu Umar radliyallahu'anhuma bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi SAW diperlihatkan malam qadar dalam mimpi (oleh Allah SWT) pada 7 malam terakhir (Ramadan), kemudian Rasulullah SAW berkata, ”Aku melihat bahwa mimpi kalian (tentang lailatul qadar) terjadi pada 7 malam terakhir. Maka barang siapa yang mau mencarinya maka carilah pada 7 malam terakhir." (HR Muslim)
Abu Hurairah radliyallahuanhu berkata, ”Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah SAW, beliau berkata, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim)
Ciri yang lain dari malam qadar adalah malam itu terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan).
Dasarnya adalah hadis Ubadah bin Shamit radhiyallahuanhu berikut ini:
Malam itu adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tenteram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda lailatul qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu. (HR. Ahmad)
Juga ada hadis yang senada dari hadits Watsilah bin al-Asqa’ dari Rasulullah SAW:
“Lailatu-Qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan).” (HR. At-Thabrani)
Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ciri malam qadar adalah bila orang-orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.
Menurut Ustaz Sarwat, seorang muslim yang menghidupkan malam-malam Ramadannya, memungkinkan baginya mendapatkan malam qadar itu tanpa ia ketahui tanda malam mulia tersebut. Wallahu a'lam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.