JAKARTA, KOMPAS.TV - Berikut ini merupakan sejarah salat tarawih, sebuah ibadah salat yang sunah dikerjakan selama bulan Ramadan.
Ibadah salat tarawih ini pun punya waktu tersediri, yakni dilakukan usai salat Isya hingga waktu Subuh. Lantas, bagaimana sih sejarah salat tarawih itu?
Dikutip dari buku Qiyamul Lail dan Ramadan (RumahFiqih) karya ustaz Isnan Ansory, Lc. M.Ag, secara bahasa, tarawih berasal kata taroowiih ( (merupakan bentuk jama' dari kata tarwiihah ( ) yang bermakna istirahat.
“Namun 'istirahat' yang dimaksud di sini adalah dalam bentuk duduk dengan jeda waktu agak lama di antara rangkaian rakaat salat. Di mana istilah untuk menyebut duduk setelah menyelesaikan 4 rakaat salat di malam bulan Ramadan dengan 2 salam, disebut dengan tarwihah, karena orang-orang beristirahat setiap empat rakaat,” tulisnya dalam buku tersebut.
Dalam sejarah awal Islam, salat-salat malam yang dilakukan di bulan Ramadan ini tidak dikenal dengan istilah salat tarawih secara spesifik.
Hal itu lantaran, karena memang tidak ditemukan hadis secara langsung langsung dari Nabi Muhammad SAW yang menyebutnya secara eksplisit dengan istilah salat tarawih. Namun yang lebih dikenal adalah Qiyam Ramadan.
Qiyam Ramadan secara bahasa berarti, berdiri dalam bulan Ramadan. Sedangkan maknanya adalah, qiyamm merupakan aktivitas berdiri di malam bulan Ramadan, bentuknya adalah salat.
Jadi, ibadah salat tarawih adalah salat malam dengan banyak istirahat. Salat tarawih bisa dengan 2 salam istirahat atau 4 salam dengan istirahat.
Lantas, untuk rakaatnya bisa dikerjakan 11 rakaat, 8 rakaat tarawih ditambah 3 rakaat salat witir. Atau 23 rakaat, dengan 20 rakaat dan 3 rekaat.
Keduanya, baik yang 11 rakaat maupun 23 rakaat sama-sama memiliki dalil yang kuat dan sudah dipraktekkan dalam masyarakat di dunia Islam selama ratusan tahun.
Pada masa Nabi Muhammad, meski tidak secara ekslipisit menyebtu istilah tarawih, tapi para ulama sepakat menamakan salat malam dalam bulan Ramadan itu disebut dengan nama salat tarawih.
Salat tarawih pertama di masjid dilakukan Nabi pada 23 Ramadan tahun 2 H dan sahabat mulai mengikuti beliau.
Lantas, Nabi Muhammad kembali mengerjakan salat tarawih pada 25 Ramadan. Saat itu, banyak para sahabat mengikuti beliau untuk salat tarawih di masjid. Hingga pada 29 Ramadan, beliau tidak lagi salat di masjid tapi salat di rumah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.