JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Komisi VII DPR RI, Muhammad Nasir, terlibat perdebatan panas dengan Direktur Utama PT Inalum (Persero) atau MIND ID, Orias Petrus Moedak.
Perdebatan tersebut terjadi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI dan holding BUMN tambang, Selasa (30/6).
Sejak awal Muhammad Nasir memang kerap melakukan interupsi ketika Orias Petrus Moedak menjawab pertanyaan anggota DPR yang lain. Buntutnya, politikus Partai Demokrat itu meminta bos Inalum keluar dari ruang rapat.
Baca Juga: Inalum Sudah Hitung Laba Freeport Turun
Perdebatan panas itu bermula ketika Orias menjelaskan mengenai refinancing terkait utang Inalum sebagai salah satu strategi pendanaan setelah mengambil alih PT Freeport Indonesia.
Refinancing dilalukan dengan cara menerbitkan obligasi global sebesar 2,5 miliar dollar atau setara Rp37,5 triliun dengan catatan kurs sebesar Rp15.000.
Menurut Orias, dana tersebut akan digunakan untuk membayar utang yang telah jatuh tempo sebesar 1 miliar dollar.
Adapun sisanya akan digunakan untuk mengakuisisi saham PT Vale Indonesia. Juga membantu membayar pinjaman anak usaha holding lainnya.
Baca Juga: Untung Rugi Obligasi Global Bagi Inalum, Apa Saja kah?
Ketika mendengar penjelasan Orias, Nasir merasa tidak puas. Nasir kemudian kembali bertanya kepada Orias soal skema refinancing dan jaminan atas pinjaman yang diperoleh perusahaan pelat merah tersebut.
Orias menyebut tidak ada jaminannya. Pasalnya, baik pemberi pinjaman maupun Inalum percaya pinjaman tersebut dapat dilunasi.
Mendapat jawaban itu, Nasir kembali tak puas. Ia mengaku khawatir tiga perusahaan lain akan menjadi korban.
Artinya, perusahaan yang ada di holding BUMN tambang hanya akan menjadi sapi perah untuk membayar utang-utang Inalum.
Baca Juga: Wali Kota Palu Tak Hadiri RDP, Anggota DPRD Walkout
Karena itu, Muhammad Nasir memberikan saran agar membentuk panitia khusus (pansus) terkait Inalum.
Rapat kemudian berlanjut. Anggota DPR yang menjadi peserta rapat lainnya turut berbicara menyampaikan pendapatnya. Tapi beberapa jam kemudian, Nasir kembali angkat bicara.
Kali ini, Nasir mempersoalkan data-data atau bahan rapat yang dibawa oleh perusahaan BUMN yang hadir dalam RDP tersebut. Nasir menyinggung bahan-bahan yang dibawa saat rapat tidak lengkap.
Baca Juga: Claus Wamafma, Putra Papua yang Ditunjuk Erick Thohir jadi Bos Freeport
“Itu yang kami khawatirkan. Makanya kita minta data detilnya. Kalau bapak sekali lagi gini, saya suruh bapak keluar,” kata Nasir.
Mendengar ucapan anggota dewan itu, Nasir tak diam. Ia menimpalinnya. “Kalau bapak suruh saya keluar, ya saya keluar,” ucap Orias.
“Iya, bapak bagus keluar, karena enggak ada gunanya bapak rapat di sini. DPR ini bukan buat main-main. Anda bukan main-main di sini,” kata Nasir dengan nada tinggi.
“Saya enggak main-main,” jawab Orias.
Baca Juga: Erick Thohir Larang BUMN Ambil Proyek Bernilai Kecil, Terutama pada 8 Jenis Usaha Ini
“Anda kalau rapat, harus lengkap bahannya. Enak betul anda di sini. Siapa yang naruh anda di sini? Percuma naruh orang kayak gini. Ngerti? Kurang ajar anda,” ujar Nasir.
“Kurang ajar anda di sini. Kalau anda enggak senang, anda keluar. Kau pikir punya saudara kau ini semua?”
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Alex Noerdin, selaku pimpinan rapat kemudian menengahi. Selanjutnya, anggota Komisi VII DPR lainnya secara bergiliran memberikan pandangannya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.